Aksi Massa di Jayapura
Berikut Pernyataan Sikap Front Mahasiswa Peduli Papua Selatan saat Aksi Mimbar Bebas di Jayapura
Sejumlah Mahasiswa yang tergabung dalam Front Mahasiswa Peduli Papua Selatan melakukan aksi mimbar bebas di halaman kampus USTJ Jayapura.
Penulis: Amatus Hubby | Editor: Paul Manahara Tambunan
Laporan Wartawan Tribun-papua.com, Amatus Huby.
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Sejumlah Mahasiswa yang tergabung dalam Front Mahasiswa Peduli Papua Selatan melakukan aksi mimbar bebas di halaman kampus USTJ, Jayapura, Papua, Senin (7/10/2024).
Aksi tersebut berlangsung sejak pagi pukul 10.00 dengan membentangkan spanduk yang bertuliskan, 'keadilan iklim tanpa oligarki, segera sahkan RUU masyarakat adat, tanah Papua is not for sale, save indigenous papuans forets'.
Menurut pemantauan tribun-papua.com di lapangan, mereka bergantian berorasi di antaranya sala satu orator mengatakan bahwa Papua bukan Tanah kosong.
Dalam aksi tersebut Koorinator lapangan Stenlhy Dambujai mengatakan front mahasiswa peduli papua selatan menyatakan sikap mi froi mendukung dengan penuh bapak vincent kuipalo dan masyarakat adat suku yeinan.
Baca juga: Begini Kata Dosen Kala Front Mahasiswa Peduli Papua Selatan Gelar Aksi Mimbar Bebas di USTJ
"Kami mendukung masyarakat adat suku marind maklew Kami mendukung masyarakat adat suku kima-kima, Kami mendukung masyarakat adat suku marind dari kondo sampai diguel,"katanya.

Dengan ini kami menyatakan sikap dengan tegas kami Bersama Masyarakat adat menolak dengan tegas perusahaan yang beroperasi diatas tanah adat milik Masyarakat adat karena tanah adat adalah tanah milik Marga bukan milik negara
Berikut isi pernyataan sikap Front Mahasiswa Peduli Papua Selatan
1. Kami front mahasiswa peduli Papua Selatan dengan ini menyatakan sikap dengan tegas menolak program strategi nasional yaitu Dua juta Hektar Tebu atau Bioetanol dan Sawah di kabupaten Merauke.
Baca juga: Forum Honorer Teriak Keras, Kapolda Papua Barat dan Jajaran Dilaporkan ke Kompolnas: Ini Penyebabnya
2. Kami Front Mahasiswa Peduli Papua Selatan Menyatakn sikap dengan tegas mengutuk dengan keras dan menolak semua Perusahaan-perusahaan atau investor-investor asing yang beroperasi diatas tanah adat orang asli Papua dari sorong sampai Merauke.
3. Kami Front Mahasiswa Peduli Papua Selatan Meminta kepada negara dalam hal ini KWI dan Duta besar Vatikan di Indonesia untuk mengganti Uskup agung Merauke Mgr. Petrus Canisius Mandagi, M.S.G dengan uskup orang Asli Papua di keuskupan Agung Merauke.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.