ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Perintis injil di Jayawijaya

Anak Perintis Injil Minta Pemerintah Jayawijaya Bangun Monumen Injil di Minimo

"Hari ini saya tiba di Minimo dan saya melihat sendiri tempat yang selalu diceritakan almarhum ayah saya. Beliau tidak pernah menyebut tempat lain sel

Tribun-Papua.com/Noel Iman Untung Wenda
PEKABARAN INJIL: Marten Gobay, putra ketiga dari almarhum Pdt. Elisa Gobay salah satu perintis penyebaran injil di wilayah Wamena, saat mengunjungi Lokasi Pendaratan Pembawa Injil di Minimo, Wamena, Rabu, (16/04/2025). Ia mengharapkan pemerintah membangun monument di lokasi awal injil masuk. 

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Noel Iman Untung Wenda

TRIBUN-PAPUA.COM, WAMENA - Perdebatan soal lokasi pertama pendaratan injil di Lembah Baliem, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, kini mulai menemukan titik terang. 

Marten Gobay, putra ketiga dari almarhum Pdt. Elisa Gobay, salah satu perintis penyebaran injil di wilayah ini menyampaikan kesaksian langsung yang memperkuat klaim bahwa Kampung Minimo, Distrik Maima, adalah tempat bersejarah tersebut.

Baca juga: YPMAK Gandeng BTN Ciptakan 20 Pengusaha Baru Amungme Kamoro di Papua Tengah

Dalam kunjungan rohaninya ke Minimo pada Rabu, (16/4/2025), Marten Gobay menyusuri jejak sang ayah yang mendarat di muara Sungai Mini, tempat yang telah lama disebut-sebut dalam kisah keluarga mereka.

Dengan penuh haru, ia mengungkapkan rasa syukur bisa menginjak tanah bersejarah yang dulu menjadi titik awal pekabaran injil.

Baca juga: Setda Mimika Sosialisasikan Penguatan Reformasi Birokrasi Bagi OPD

"Hari ini saya tiba di Minimo dan saya melihat sendiri tempat yang selalu diceritakan almarhum ayah saya. Beliau tidak pernah menyebut tempat lain selain Minimo sebagai lokasi pendaratan injil pertama di Lembah Baliem ini," ujar Gobay.

Lebih lanjut, Marten Gobay menegaskan pentingnya menjaga kebenaran sejarah. Ia mengingatkan agar tidak ada pihak yang memutarbalikkan fakta demi kepentingan kelompok tertentu.

Baca juga: Relawan JONES Minta Pj Gubernur Ungkap Penyebab Keterlambatan Pelantikan Gubernur Definitif

"Para misionaris datang bukan membawa organisasi atau kepentingan lain, mereka membawa injil sebagai petunjuk dari Tuhan. Kalau hari ini kita main-main dengan sejarahnya, kita bisa jatuh dalam kutuk," tegasnya.

Marten juga menyampaikan kekecewaannya terhadap Pemerintah Kabupaten Jayawijaya yang kurang memberikan penghargaan terhadap nilai-nilai sejarah rohani yang ada. Ia berharap ada monumen resmi yang dibangun di Minimo sebagai simbol penghormatan terhadap para perintis injil.

"Saya bangga atas karya orang tua saya dan para misionaris. Kabupaten ini bisa maju karena injil. Tapi saya kecewa karena kampung kecil seperti Minimo tidak diperhatikan. Pemerintah seharusnya menghargai sejarah ini dengan membangun Monumen Injil Masuk di Minimo," tambahnya.

Baca juga: Dugaan Korupsi di Dinas Kesehatan Kabupaten Supiori Diproses, Kerugian Negara Ditaksir Rp 2 Miliar

Dalam kunjungannya, Marten Gobay yang datang bersama anaknya dari Jayapura, disambut hangat oleh warga Minimo. Setelah serangkaian kunjungan ke lokasi-lokasi bersejarah, mereka melanjutkan pertemuan dan diskusi di Gereja Oikumene, membahas perjalanan pekabaran injil hingga hari ini.

Mengakhiri pesannya, Marten Gobay mengajak seluruh umat dan organisasi gereja di wilayah Minimo untuk menjaga persatuan.

"Mari kita rendah hati dan bersatu dalam nama Tuhan, karena kita telah dipersatukan oleh injil Kristus," tutupnya.(*)

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved