ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Kamtibmas di Yahukimo

Seluruh Tokoh Memastikan Egianus Telah Keluar Dari Yahukimo, Berharap TNI Juga Lakukan Hal yang Sama

Setelah terjadi penembakan, kami tidak aman berkebun, beribadah, bahkan untuk ke Wamena pun kami takut. Anak-anak tidak bisa sekolah dan layanan keseh

Tribun-Papua.com/Noel Iman Untung Wenda
KAMTIBMAS PAPUA PEGUNUNGAN : Seluruh tokoh masyarakat, gereja, Pemuda, pemerintahan distrik dan kampung, mahasiswa saat melakukan jumpa pers di Kantor Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua (YKKMP) Rabu, (09/07/2025). Mereka memastikan TPNPB telah keluar dari wilayah mereka sehingga aparat TNI juga keluar agar masyarakat terhindar dari bayangan ketakutan yang selama ini mengekang mereka. 

Kepala Puskesmas Tangma, Elianus Aspalek, mengungkapkan bahwa pasca-penembakan, masyarakat sangat trauma hingga enggan datang berobat. Bahkan petugas medis pun enggan bertugas di wilayah rawan.

“Pasien memilih bertahan di rumah meski sakit. Kami juga tidak bisa melayani karena takut, dan kami harap Puskesmas bisa kembali menjadi tempat yang aman,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Kampung Yeleas, Emaus Aspalek, atas nama sepuluh kepala kampung, meminta agar aparat TNI-Polri yang masih berada di pegunungan segera kembali ke markas.

Baca juga: Mobil Wakil Gubernur Papua Selatan Dilempari Botol Kaca, Pelaku Digiring ke Kejaksaan

“Wilayah kami bukan tempat perang. Kami ingin hidup damai, berkebun, dan beribadah seperti biasa,” tegasnya.

Investigasi YKKMP: Proyektil Menembus Dekat Pengungsi

Pimpinan YKKMP, Thoe Hesege, menyampaikan hasil investigasi timnya yang menemukan empat proyektil peluru di sekitar lokasi pengungsian. Penembakan terjadi sekitar pukul 06.00 pagi dan hampir mengenai warga.

Baca juga: Agus Fatoni Pimpin Papua, Aliansi Pemuda: Harap Kawal Demokrasi dan PSU Pilkada Gubernur

“Kalau peluru itu mengenai warga, pasti ada korban jiwa. Ini sudah melanggar hukum humaniter. Pengungsi tidak boleh diganggu, apalagi anak-anak ada di sana,” ujarnya.

Ia menambahkan, kedua belah pihak baik TNI-Polri maupun TPNPB diminta untuk tidak beroperasi di kawasan sipil dan mengikuti standar hukum internasional dalam konflik.

“Saat ini korban hanya di pihak TPNPB, sementara dari TNI tidak ada korban jiwa, hanya satu polisi yang luka. Tapi masyarakat sipil sudah tiga orang meninggal. Ini sudah tidak manusiawi,” tambahnya.

Baca juga: DPRK Biak Numfor Mengakui Ekonomi di Sana Melemah Akibat Efisiensi Anggaran

Hesege menyebut, korban sipil atas nama Mesak Aspalek serta dua tukang bangunan di Air Garam tewas akibat konflik ini. Tiga anggota TPNPB juga dilaporkan tewas di Kali Yetni dan Tangma.(*)

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved