Kamtibmas di Yahukimo
Seluruh Tokoh Memastikan Egianus Telah Keluar Dari Yahukimo, Berharap TNI Juga Lakukan Hal yang Sama
Setelah terjadi penembakan, kami tidak aman berkebun, beribadah, bahkan untuk ke Wamena pun kami takut. Anak-anak tidak bisa sekolah dan layanan keseh
Penulis: Noel Iman Untung Wenda | Editor: Marius Frisson Yewun
Kepala Puskesmas Tangma, Elianus Aspalek, mengungkapkan bahwa pasca-penembakan, masyarakat sangat trauma hingga enggan datang berobat. Bahkan petugas medis pun enggan bertugas di wilayah rawan.
“Pasien memilih bertahan di rumah meski sakit. Kami juga tidak bisa melayani karena takut, dan kami harap Puskesmas bisa kembali menjadi tempat yang aman,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Kampung Yeleas, Emaus Aspalek, atas nama sepuluh kepala kampung, meminta agar aparat TNI-Polri yang masih berada di pegunungan segera kembali ke markas.
Baca juga: Mobil Wakil Gubernur Papua Selatan Dilempari Botol Kaca, Pelaku Digiring ke Kejaksaan
“Wilayah kami bukan tempat perang. Kami ingin hidup damai, berkebun, dan beribadah seperti biasa,” tegasnya.
Investigasi YKKMP: Proyektil Menembus Dekat Pengungsi
Pimpinan YKKMP, Thoe Hesege, menyampaikan hasil investigasi timnya yang menemukan empat proyektil peluru di sekitar lokasi pengungsian. Penembakan terjadi sekitar pukul 06.00 pagi dan hampir mengenai warga.
Baca juga: Agus Fatoni Pimpin Papua, Aliansi Pemuda: Harap Kawal Demokrasi dan PSU Pilkada Gubernur
“Kalau peluru itu mengenai warga, pasti ada korban jiwa. Ini sudah melanggar hukum humaniter. Pengungsi tidak boleh diganggu, apalagi anak-anak ada di sana,” ujarnya.
Ia menambahkan, kedua belah pihak baik TNI-Polri maupun TPNPB diminta untuk tidak beroperasi di kawasan sipil dan mengikuti standar hukum internasional dalam konflik.
“Saat ini korban hanya di pihak TPNPB, sementara dari TNI tidak ada korban jiwa, hanya satu polisi yang luka. Tapi masyarakat sipil sudah tiga orang meninggal. Ini sudah tidak manusiawi,” tambahnya.
Baca juga: DPRK Biak Numfor Mengakui Ekonomi di Sana Melemah Akibat Efisiensi Anggaran
Hesege menyebut, korban sipil atas nama Mesak Aspalek serta dua tukang bangunan di Air Garam tewas akibat konflik ini. Tiga anggota TPNPB juga dilaporkan tewas di Kali Yetni dan Tangma.(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/papua/foto/bank/originals/smdkfgjgjsaa.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.