Kamtibmas di Yahukimo
Seluruh Tokoh Memastikan Egianus Telah Keluar Dari Yahukimo, Berharap TNI Juga Lakukan Hal yang Sama
Setelah terjadi penembakan, kami tidak aman berkebun, beribadah, bahkan untuk ke Wamena pun kami takut. Anak-anak tidak bisa sekolah dan layanan keseh
Penulis: Noel Iman Untung Wenda | Editor: Marius Frisson Yewun
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com,Noel Iman Untung Wenda
TRIBUN-PAPUA.COM, WAMENA - Tokoh gereja, pemuda, pemerintah kampung dan mahasiswa dari Distrik Tangma dan Ukha, Kabupaten Yahukimo, menyerukan agar aparat TNI-Polri serta anggota Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) segera meninggalkan wilayah mereka.
Seruan ini disampaikan dalam jumpa pers yang digelar di Kantor Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua (YKKMP) di Kabupaten Jayawijaya, Rabu, (09/07/2025).
Baca juga: Para Pendeta Lanjut Geruduk Kantor DPRP Papua Tengah dan Serukan Perda Miras
Ketua Klasis Tangma, Pdt. Yonius Hesegem, yang mewakili 13 jemaat, mengungkapkan bahwa kehadiran aparat keamanan maupun kelompok bersenjata di wilayah tersebut telah membuat masyarakat hidup dalam ketakutan dan trauma.
“Setelah terjadi penembakan, kami tidak aman berkebun, beribadah, bahkan untuk ke Wamena pun kami takut. Anak-anak tidak bisa sekolah dan layanan kesehatan terganggu,” ujar Yonius.
Baca juga: SKB Biak Numfor Berupaya Menjangkau Masyarakat yang Belum Tersentuh Pendidikan Formal
Ia mengakui hingga kini tiga gereja masih menampung warga yang mengungsi karena situasi yang belum kondusif. Ia juga mengkritisi upaya aparat membagikan Alkitab kepada jemaat.
“Kami tolak Alkitab dari TNI-Polri, karena kami sudah punya, termasuk dalam bahasa daerah. Yang kami butuhkan bukan itu, tapi rasa aman,” katanya.
Baca juga: Gibran Siap Jalankan Penugasan Khusus Presiden di Papua: “Kapan pun dan di Mana pun”
Yonius menyatakan, masyarakat telah memastikan bahwa Egianus Kogeya dan kelompoknya sudah tidak berada lagi di Distrik Tangma dan Ukha. Karena itu, ia berharap aparat juga mundur dari wilayah tersebut.
“Kami sudah usir mereka (TPNPB), dan dengan itu kami juga minta TNI-Polri kembali ke pangkalan. Supaya kedua pihak sama-sama pergi dan masyarakat bisa hidup normal kembali,” tegasnya.
Baca juga: Polres Keerom Limpahkan Tersangka Kasus ITE Kepada Kejaksaan Jayapura
Tokoh Pemerintah dan Intelektual Minta Zona Damai
Kepala Distrik Ukha, Eliaser Aspalek, mengatakan bahwa tuntutan warga bukan berarti menolak keberadaan aparat atau kelompok bersenjata, namun demi keselamatan masyarakat sipil.
“Kami tidak ingin ada korban lagi. Kami bertanggung jawab atas masyarakat kami, jadi hentikan pertumpahan darah di wilayah ini,” ucapnya.
Baca juga: Gramedia Ajak Masyarakat Siap Kembali Sekolah Lewat Program Back to School
Hal senada disampaikan oleh Natan Yelemaken, mewakili kaum intelektual Tangma dan Ukha. Ia menegaskan bahwa semua pihak telah sepakat untuk menjadikan wilayah tersebut sebagai zona damai.
“Kami minta TPNPB segera mundur, dan aparat jangan melakukan penyisiran serta tembakan di pemukiman warga. Jangan jadikan kampung kami zona perang,” katanya.
Trauma Masyarakat dan Layanan Publik Lumpuh
Baca juga: Bupati Jayawijaya Hentikan Sementara Pencairan Dana Desa Sambil Perbarui Data Kepala Kampung
Tribun-Papua.com
Pemkab Yahukimo
warga sipil di yahukimo
tokoh agama
Tentara Nasional Indonesia (TNI)
Kodam Cenderawasih
TNI di Yahukimo
Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB)
TPNPB-OPM
Egianus Kogoya
Jadwal Kapal Pelni Surabaya-Jayapura September 2025, Ada KM Sinabung dan KM Gunung Dempo |
![]() |
---|
Astra Motor Tanah Hitam Gelar Pameran UMKM Bersama Komunitas Honda BeAT di BPOM |
![]() |
---|
Honda PCX 160 Hadir dengan Bagasi 30 Liter, Makin Praktis untuk Perjalanan Jarak Jauh |
![]() |
---|
Kunci Jawaban Pendidikan Agama Islam Kelas 10 Kurikulum Merdeka Halaman 171: Soal 2 |
![]() |
---|
KPAD Jayawijaya Menyerahkan Bahan Makanan Untuk Pemenuhan Nutrisi ODHIV |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.