ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Kenaikan Harga beras di Papua

Harga Beras se-Papua Diprediksi Naik Awal November 2025

“Kita berkumpul di Jayapura agar semua pihak memahami kebijakan pusat dan menyamakan langkah strategis yang harus dijalankan dalam waktu dua minggu.

Tribun-Papua.com/Taniya Sembiring
SATGAS PANGAN - Direktur Reserse Kriminal Khusus (Reskrimsus) Polda Papua, Kombes Pol I Gusti Gede Era Adhinata, saat memberikan keterangan kepada wartawan di Jayapura Kamis, (23/10/2025). Ia mengatakan harga beras di tiga provinsi se-Papua berpotensi naik pada dua minggu ke depan. 

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Taniya Sembiring 

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Satuan Tugas (Satgas) Pengendalian Harga Beras Tahun 2025 untuk wilayah Papua, Papua Pegunungan dan Papua Selatan menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) di Hotel Aston Jayapura, Kamis (23/10/2025).

Rakor ini dihadiri oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas), Bulog, dinas pertanian, dinas perdagangan, serta para Kepala Satuan Reserse Kriminal Khusus (Kasat Reskrimsus) di jajaran Polda Papua. Kegiatan ini menjadi tindak lanjut dari arahan Presiden untuk memastikan stabilitas harga beras secara Nasional.

Baca juga: Legislator Dukung Puskesmas Sinak Jadi Percontohan Program Papua Tengah Sehat

Rakor dibuka oleh Direktur Reserse Kriminal Khusus (Reskrimsus) Polda Papua, Kombes Pol I Gusti Gede Era Adhinata, yang menegaskan pentingnya langkah konkret lintas instansi dalam menahan laju kenaikan harga beras di Tanah Papua.

“Kita berkumpul di Jayapura agar semua pihak memahami kebijakan pusat dan menyamakan langkah strategis yang harus dijalankan dalam waktu dua minggu. Waktu kita terbatas untuk mengendalikan harga beras di Papua, Papua Selatan dan Papua Pegunungan,” ujar Kombes Era Adhinata dalam sambutannya.

Baca juga: Videotron TKDN Dorong Penggunaan Produk Dalam Negeri untuk Proyek Pemerintah

Dalam pemaparannya, Kombes Era mengurai sejumlah faktor utama yang menyebabkan harga beras di Papua kerap jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) mulai dari ketergantungan pasokan dari luar daerah.

Menurutnya, selama ini hampir seluruh beras yang beredar di Papua berasal dari Jawa Timur dan Makassar. 

Baca juga: Dadan Sukmana dan Ronald Innova Gabung Persipura, Bangun Ketajaman Tim Hadapi Persaingan Ketat

Biaya pengiriman yang kini mencapai lebih dari Rp1.000 per kilogram menjadi penyumbang utama mahalnya harga jual di pasaran. 

Selain itu, disusul mahalnya ongkos logistik udara sebab kondisi geografis Papua yang menantang membuat sejumlah wilayah hanya bisa dijangkau lewat jalur udara.

Baca juga: Kepala BBKSDA Papua Minta Maaf soal Polemik Mahkota Cenderawasih

“Untuk Wamena saja, ongkos kirim satu kilonya mencapai Rp8.000–Rp9.000. Sementara ke Pegunungan Bintang bisa menembus Rp18.000 per kilogram,” jelas Kombes Era.

Pihaknya telah menerima informasi dari distributor bahwa adanya potensi kenaikan ongkos angkut sebesar Rp2,5 juta per kontainer mulai minggu depan.

Jika hal itu terjadi maka berpotensi memicu lonjakan harga, termasuk komoditas beras, menjelang perayaan Natal 2025.(*)

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved