Gara-gara Ulah KKB di Intan Jaya dan Nduga, Anak-anak Tak Bisa Bersekolah dan Harus Ikut Mengungsi
Tak hanya berdampak ke pendidikan, konflik bersenjata KKB dengan aparat juga berimbas pada jalannya pemerintahan.
TRIBUNPAPUA.COM - Konflik antara kelompok kriminal bersenjata ( KKB) dengan aparat keamanan di Papua membuat banyak sektor berjalan tak semestinya.
Termasuk dalam hal pendidikan.
Anak-anak yang merupakan pelajar di Intan Jaya dan Nduga pun tak bisa sekolah dan mendapat pendidikan yang layak.
Sebab, konflik bersenjata telah membuat keluarga anak-anak tersebut mengungsi meninggalkan lokasi tempat tinggal mereka.
Sehingga aktivitas belajar mengajar di beberapa lokasi terpaksa berhenti karena faktor keamanan.
• TNI-Polri Baku Tembak selama Lima Jam dengan KKB, Siaga Satu di Puncak
Dikhawatirkan tak ada generasi penerus
Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPPAD) Papua, Christian Sohilat mengatakan, pemerintah harus segera melakukan upaya penyelamatan atas persoalan tersebut.
Sebab, anak-anak itu ialah generasi penerus di daerah mereka.
"Kita harus selamatkan anak-anak di sana (Intan Jaya dan Nduga) karena mereka geneasi penerus. Kalau sampai kita tidak tolong maka tidak ada lagi generasinya," tutur Christian Sohilait, Rabu (10/2/2021).
Lakukan pendataan hingga usulkan bangun asrama untuk anak-anak
Pihak dinas mengaku akan segera melakukan pendataan terhadap pelajar yang terdampak konflik bersentara di Intan Jaya dan Nduga.
Ia juga mengusulkan pembangunan asrama untuk menampung anak-anak yang pindah dari tempat tinggal mereka dan berhenti bersekolah,
"Semua anak-anak di daerah panas kita akan kumpul di Keneyam (ibu kota Nduga) dan saya sudah koordinasi dengan Bappenas agar membangun asrama di sana dan kita tampung," tuturnya.
Tak hanya ke wilayah Keneyam, warga di Nduga juga sebagian berpindah ke Kabupaten Lanny Jaya dan Jayawijaya.
"Anak-anak di Wamena (Jayawijaya) dan Lanny Jaya, kita akan minta agar anak-anak tersebut bisa tersebar di sekolah yang ada di sana," kata Christian.
• KKB Baku Tembak dengan Petugas selama 2 Jam di Malam Hari, Kapolres: Mereka Tembak dari Atas Gunung
Pemerintah akhirnya kembali ke Sugapa
Tak hanya berdampak ke pendidikan, konflik bersenjata KKB dengan aparat juga berimbas pada jalannya pemerintahan.
Bupati Intan Jaya Natalis Tabuni sebelumnya mengakui bahwa dirinya tidak lagi berkantor di Sugapa, ibu kota Intan Jaya dengan alasan keselamatan.
Namun pada Rabu (10/2/2021), Natalis Tabuni kembali menginjakkan kaki di kantornya di Distrik Sugapa.
Natalis juga meminta para ASN kembali ke Sugapa dan bekerja agar roda pemerintahan berjalan.
"Saya kemarin sudah terbitkan imbauan agar ASN mulai besok naik (ke Sugapa) dan minggu depan pemerintahan sudah bisa berjalan," ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu.
Pemerintah, kata dia, bersama seluruh Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) Intan Jaya akan merangkul tokoh masyarakat, adat, dan agama.
Mereka akan diajak untuk memulihkan kondisi keamanan di kabupaten yang terletak di wilayah pegunungan tengah Papua itu.
(Kompas.com/ Kontributor Jayapura, Dhias Suwandi)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Anak-anak Tak Bisa Belajar karena Konflik KKB, Pemda: Kalau Tak Ditolong, Tak Ada Lagi Generasi Penerus"