Budaya Papua
Mengangkat Kembali Suara dan Gerak Magis Lagu Tarian Adat Manirem
Salah satu bentuk budaya yang kini menjadi perhatian adalah lagu tarian adat dari Suku Manirem, yang kerap dinyanyikan
Penulis: Anderson Esris | Editor: Marius Frisson Yewun
Ringkasan Berita:
- Warisan Manirem Terancam: Lagu dan tarian adat Suku Manirem di Sarmi terancam punah dan perlu segera dilestarikan.
- Pentingnya Dokumentasi: Lagu-lagu tersebut menyimpan nilai budaya mendalam dan harus didokumentasikan.
- Masuk Kurikulum Sekolah: Balai Bahasa mendorong agar materi adat ini dijadikan bahan ajar di sekolah.
- Sarmi Berkomitmen: Pemkab Sarmi mendukung penuh upaya revitalisasi budaya lokal ini.
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Anderson Esris
TRIBUN-PAPUA.COM, SARMI - Dalam upaya pelestarian bahasa dan budaya daerah, Balai Bahasa Provinsi Papua turut menyoroti pentingnya lagu dan tarian adat dalam kehidupan masyarakat adat, khususnya di Kabupaten Sarmi.
Salah satu bentuk budaya yang kini menjadi perhatian adalah lagu tarian adat dari Suku Manirem, yang kerap dinyanyikan pada acara-acara adat tertentu.
Perwakilan dari Balai Bahasa Provinsi Papua, Antonius Martubongs menyampaikan bahwa lagu-lagu rakyat tradisional, termasuk dari Suku Manirem, umumnya memiliki lirik yang pendek dan dinyanyikan secara berulang-ulang.
Baca juga: 103.000 Warga Papua Mengungsi, Penyintas Perempuan Bertahan Hidup di Bawah Tekanan Militer
“Ciri khas lagu rakyat itu sederhana, tidak rumit, tapi punya makna yang dalam dan biasanya dinyanyikan sambil menari di acara adat,” jelasnya, Rabu (19/11/2025).
Lagu-lagu adat ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga sarana penyampaian nilai-nilai budaya dan sejarah leluhur kepada generasi muda. Oleh karena itu, balai bahasa mendorong agar lagu tarian adat ini dimasukkan dalam kegiatan revitalisasi bahasa daerah, khususnya dalam konteks pendidikan budaya di sekolah.
Baca juga: Polisi Cekal Aktor Tindak Kriminal Berantai yang Meresahkan di Nabire
Suku Manirem sendiri dikenal memiliki kekayaan budaya yang unik, namun kini berada di ambang kepunahan, termasuk bahasanya. Lagu tarian adat menjadi salah satu warisan budaya yang perlu diselamatkan sebagai identitas kultural masyarakat Manirem.
Antonius mengajak guru-guru dan tokoh adat untuk mulai mendokumentasikan lagu-lagu tersebut, baik dalam bentuk audio maupun tulisan, agar bisa dijadikan bahan ajar dan referensi bagi generasi muda di sekolah-sekolah. “Kalau tidak segera dicatat dan diajarkan, kita bisa kehilangan identitas budaya kita sendiri,” tegasnya.
Baca juga: PMI Kabupaten Jayapura Targetkan 50 Kantong Darah Setiap Hari
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sarmi melalui bidang kebudayaan pun menyambut baik langkah ini. Mereka berkomitmen untuk mendukung pengumpulan materi lagu-lagu adat serta melibatkan sekolah dalam program pelestarian budaya lokal.
Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian revitalisasi bahasa daerah yang sedang digencarkan pemerintah pusat melalui Kemendikbudristek. Kabupaten Sarmi, yang memiliki lebih dari 30 bahasa daerah, termasuk yang menjadi prioritas nasional dalam upaya pelestarian bahasa.
Melalui sinergi antara Balai Bahasa, pemerintah daerah, tokoh adat, dan dunia pendidikan, diharapkan lagu tarian adat seperti milik Suku Manirem dapat terus hidup dan dikenal oleh generasi muda sebagai bagian dari identitas Papua yang kaya dan beragam.(*)
| Gekrafs Ajak Masyarakat Jayawijaya Lestarikan Objek Wisata |
|
|---|
| Peringati Hari Noken Se-Dunia, 160 Mama Papua di Nabire Pamer Busana Minimalis Tradisional |
|
|---|
| Mengulik Tradisi Unik Suku Asmat Papua Selatan dalam Memuliakan Tengkorak Manusia |
|
|---|
| Pengembalian Benda Budaya Papua Pegunungan dari Amerika Terancam Batal, Pemerintah Diminta Proaktif |
|
|---|
| Komunitas Sastra Papua Tolak Rencana BRIN Pindahkan Benda Arkeologi dari Belanda ke Cirebon |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/papua/foto/bank/originals/Bajfkdofoahdkfiahs.jpg)