ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

VIRUS DELTA

Virus Korona varian Delta Belum Ada di Papua, Silwanus Sumule: Butuh Uji Klinis

Satgas Covid-19 Papua mengatakan hingga kini pihaknya belum bisa memastikan apakah Covid-19 varian Delta sudah ada atau tidak di Papua.

Penulis: Roy Ratumakin | Editor: Paul Manahara Tambunan
(KOMPAS.COM/DHIAS SUWANDI)
Juru Bicara Satgas Covid-19 Papua Silwanus Sumule 

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Roy Ratumakin

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Virus korona varian Delta atau SARS-CoV.2 B.1.617.2 merupakan mutasi dari virus COVID19 yang selama ini mewabah (SARS-CoV.2 B.1.617).

Virus ini pertama kali terdeteksi di India pada akhir 2020, dan resmi dinamakan varian Delta oleh World Health Organization (WHO) pada 31 Mei 2021, serta dikategorikan sebagai Variant of Concern (VOC).

Varian Delta yang termasuk dalam VOC ini memiliki tingkat infeksi yang cenderung lebih tinggi.

Juru Bicara Satgas Covid-19 Provinsi Papua, dr Silwanus Sumule, mengatakan hingga kini pihaknya belum bisa memastikan apakah varian baru Delta tersebut sudah ada atau tidak di Papua.

“Kalau varian ini sudah ada di Indonesia, tapi kalau di Papua, butuh uji klinis lagi,” kata Sumule kepada Tribun-Papua.com, melalui gawainya, Sabtu (26/6/2021).

Dikatakan, untuk uji klinis, pihaknya belum mempunyai alat yang memadai.

“Prosesnya harus Genome Sequencing, dan di sini belum ada. Saya sudah meminta ke Labkesda Papua untuk meminta alat ke pusat,” ujarnya.

Namun, kalau belum ada alat tersebut, kata Sumule, pihaknya akan mengirim sampel ke Jakarta untuk dilakukan uji klinis.

“Jadi saya belum bisa memastikan apakah varian Delta tersebut sudah ada di Papua atau belum. Intinya, kita harus tetap jalankan protocol kesehatan.

Sekadar diketahui, Genome Sequencing adalah alat untuk menurutkan genon isolat virus yang berasal dari pasien terkonfirmasi positif covid-19.

Genom atau Genome Sequencing adalah prosedur laboratorium untuk menentukan urutan basa dalam genom suatu organisme dalam satu proses.

Genome Sequencing menyediakan sidik jari DNA yang sangat tepat yang dapat membantu menghubungkan kasus satu sama lain sehingga memungkinkan wabah terdeteksi dan dipecahkan lebih cepat.

Untuk melakukan Genome Sequencing pada bakteri misalnya, harus terlebih dahulu melakukan ekstraksi dengan mengambil sel bakteri untuk kemudian diberikan bahan kimia yang bertujuan untuk melepas DNA. Setelah itu, DNA dimurnikan.

DNA dipotong menjadi fragmen, baik dengan menggunakan enzim 'molecular scissors' atau gangguan mekanis.

Selanjutnya, membuat banyak salinan dari setiap fragmen DNA menggunakan proses yang disebut polymerase chain reaction (PCR). (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved