ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

LAWAN COVID 19

Penerapan PPKM Berdampak Pada Pengusaha Odong-odong di Kota Jayapura

elama penerapan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kota Jayapura, berdampak pada berdampak pada pengusaha odong-odong

Penulis: Zaneta Chrestella Mirino | Editor: Maickel Karundeng
Tribun-Papua.com/Patricia Laura Bonyadone
Hasmawati sedang menaikan seorang anak ke atas odong-odong miliknya 

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Tirza Bonyadone

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Selama penerapan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kota Jayapura, Papua, berdampak  pada pengusaha odong-odong di kota itu.

Hasmawati (33), salah satu pengusaha odong-odong mini di depan Pasar Tradisional Cigombong, Jalan Perkutut Nomor 12 Vim, Abepura, Kota Jayapura, Papua penerapan PPKM berdampak pada usahanya.

Baca juga: Beli Ponsel Xiaomi Bisa Melalui WhatsApp, Mi Store Mudahkan Konsumen saat PPKM

Perempuan asal Makassar, Sulawesi Selatan itu menjelaskan setiap hari ia harus menutup odong-odongnya pada pukul 20.00 WIT sesuai batas waktu yang diberikan.

"Saya mulai membuka usaha odong-odong pukul 18.00 WIT, cukup mepet waktunya karena penerapan PPKM di Kota Jayapura," kata Hasmawati kepada Tribun-Papua.com di Jayapura, Kamis (15/7/2021) malam.

Baca juga: Viral Video Hajatan di Dalam Bus Lengkap dengan Dekor hingga Meja Ijab Kabul, Ternyata karena PPKM

Menurut dia, Kamis malam hanya mendapat tiga anak yang diantar orangtuanya untuk bermain naik odong-odong miliknya.

"Ini ajah kak, saya duduk dari pukul 18.00 WIT hingga pukul 19.45 WIT saya baru dapat tiga pengunjung," ujarnya.

Baca juga: Subhan Penjual Sate di Manokwari, antara Mencari Nafkah dan Patuhi PPKM

Meski begitu, ia tak patah semangat untuk terus mencari uang untuk menghidupi keluarganya.

"Ini bukan usaha tetap sih kak, karena suami saya bekerja di Hotel Horison Kotaraja sebagai acounting, ini hanya mengisih waktu luang," katanya.

Tampak dua anak sedang bermain odong-odong milik Hasmawati
Tampak dua anak sedang bermain odong-odong milik Hasmawati (Tribun-Papua.com/Patricia Laura Bonyadone)

Sebelum penerapan PPKM, kata dia, keuntungan diraup tiap malam berkisar antara Rp200-Rp300 ribu.

"Kalau per malam Rp200-Rp300 ribu, kalau per bulannya Rp4 juta. Tapi, itu sebelum PPKM, nggak tahu deh kalau bulan ini," ujarnya.

Baca juga: Stok Pangan Aman Masa PPKM Darurat, Pedagang Mengeluh

Dia menjelaskan, rata-rata peminat tidak menentu, bisanya dari Furia Kotaraja, Entrop, Abepura, Expo Waena bahkan ada yang datang dari Sentani, Kabupaten Jayapura mengantarkan anaknya bermain odong-odong miliknya.

"Banyak banget kak, pelangan tetap pun beberapa orang sering kesini. Bahkan yang paling jauh itu dari Sentani, karena sering berkunjung ke Pasar Cigombong," katanya.

Baca juga: Penerapan PPKM Darurat, Wali Kota Sorong : Perketat Pengawasan Perbatasan dan Pelabuhan

"Anak-anak katanya ketagihan ingin main terus ditempat ini, makanya mereka sering ajak anaknya main disini," ujarnya.

Menurut Hasma panggilan akrabnya, peminat odong-odong selama pandemi lumayan banyak, namun sejak PPKM menurun dan pendapatan merosot.

Baca juga: Spontanitas Masyarakat Mamberamo Raya Peduli Demokrasi, Pertanyakan Kasus JT di Polda Papua

Sumber: Tribun Papua
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved