ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Sosok

Kisah Yahya Felle Penyandang Tunadaksa, yang Ingin Berguna Bagi Papua Lewat Medali

Menelusuri kisah para atlet disabilitas Peparnas XVI, memang tak ada habisnya, kali ini salah satu kisah inspiratif mereka, datang dari Cabor Boccia.

Penulis: Aldi Bimantara | Editor: Roy Ratumakin
Istimewa
Sosok Yahya Felle, penyandang disabilitas Tunadaksa, yang ingin Berguna Bagi Papua, melalui Medali Emas Peparnas XVI, Jumat (29/10/2021). 

Singkat kisah, Yahya kembali melanjutkan pendidikannya, dengan masuk menjadi siswa di SD Inpres Yoka Pantai.

Setelah lulus dari jenjang sekolah dasar, Yahya kemudian menempuh pendidikan menengah pertama, di SMP Negeri 7 Yoka Pantai.

"Saya putus sekolah waktu itu di tingkat SMP, karena orangtua tidak ada biaya," katanya.

Meski tidak dapat melanjutkan pendidikannya, pria murah senyum itu tak putus asa, dan menerima kondisi perekonomian keluarganya, yang cukup terpuruk kala itu.

Penyandang Tunadaksa

Yahya sebelumnya dilahirkan dalam keadaan normal, seperti anak-anak lainnya.

Namun di usia sekira 5 atau 6 tahun, dirinya terkena demam, kemudian seorang mantri datang ke rumahnya untuk menyuntiknya.

Saat itu, karena kemungkinan overdosis obat, sehingga membuat ia harus menjalani hidup sebagai penyandang Tunadaksa.

Baca juga: NPC NTT Utus 27 Atlet ke Perpanas Papua Guna Raih 10 Medali

Walaupun Yahya tak begitu mengingat kejadian pasti, kapan gejala atau tanda-tanda cacat fisik yang dialaminya mulai muncul, setelah disuntik oleh mantri itu.

Namun yang pasti, dari kejadian itu kehidupan Yahya berubah 180 derajat.

Ia yang sebelumnya senang bermain outdoor bersama teman-teman seusianya, harus sedikit terbatasi, dengan keadaan anggota gerak pada tubuhnya.

Waktu itu, di tahun 1986 Yahya akhirnya harus berobat ke Solo Jawa Tengah, yang menurut pihak keluarga memiliki pelayanan kesehatan terbaik.

Baca juga: Presiden Jokowi Bertolak ke Roma Hadiri KTT G20

Ia berangkat dari Bandara Sentani Jayapura ditemani ayahnya, menuju ke Solo Jawa Tengah.

Di sana, Yahya bepergian lagi ke Surakarta, lalu berobat di Rumah Sakit Ortopedi Prof Dr R Soeharso Surakarta, untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut.

Setelah melakukan pengobatan, kehidupan atlet Boccia Papua itu, tak berubah banyak.

Sumber: Tribun Papua
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved