Sosok
Kisah Yahya Felle Penyandang Tunadaksa, yang Ingin Berguna Bagi Papua Lewat Medali
Menelusuri kisah para atlet disabilitas Peparnas XVI, memang tak ada habisnya, kali ini salah satu kisah inspiratif mereka, datang dari Cabor Boccia.
Penulis: Aldi Bimantara | Editor: Roy Ratumakin
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Aldi Bimantara
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Menelusuri kisah para atlet disabilitas Peparnas XVI, memang tak ada habisnya, kali ini salah satu kisah inspiratif mereka, datang dari Cabor Boccia.
Setelah menghubungi pelatih Cabor Boccia Naomi Awoitauw, Jumat (29/10/2021), Tribun-Papua.com berkesempatan mewawancarai salah satu atlet Cabor Boccia, kebanggaan Papua.
Malam hari Kamis (28/10/2021) pukul 19.43 WIT, sosok lelaki berbadan gempal keluar dari kamar nomor 312 Hotel Horizon Padan Bulan Abepura, lalu membuang senyum, sambil menyapa "selamat malam".
Baca juga: Dari Jakarta Demi Bela Papua, Ini Sosok Agus Fitriadi Peraih 4 Medali Emas Peparnas
Dengan kursi roda, pria dengan baju warna biru bertuliskan "Never Say Die" tersebut, berusaha memacu alat bantu berjalannya itu, dengan tangannya, kemudian menghampiri tempat wawancara.
Dengan lantang, ia menyodorkan tangannya untuk memperkenalkan diri, nama lengkapnya Yahya Markus Felle (42).
Yahya Markus Felle (42) atau yang biasa disapa Yahya, lahir di Yahim Sentani 22 Juni 1979, dari pasangan David Felle dan Alfonsina Mebri.
Lahir dari keluarga yang kurang berkecukupan, masa kecil Yahya tak ada beda, dengan anak-anak sebayanya.
Saat usia kanak-kanak, ia mempunyai hobi bermain sepakbola di kampungnya, yakni di Yahim Sentani Kabupaten Jayapura.
Pria yang sejak kecil gemar menggambar itu, awalnya menempuh Sekolah Dasar (SD) di Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC), Solo Jawa Tengah tahun 1986.
"Saya bersekolah di YPAC Solo Jawa Tengah, dan tidak sampai tamat," kata Yahya.
Baca juga: Demi Lawan Persib Bandung, Legiun Anyar Persipura Hedipo Gustavo Latihan Perdana
Anak keempat dari lima bersaudara itu, sebelumnya tujuan utama mengunjungi Kota Solo, untuk berobat di sebuah rumah sakit di sana.
"Kemudian setelah dinyatakan pulih, saya bersama ayah saya, yang mengantarkan ke Solo waktu itu, memutuskan untuk saya bersekolah di YPAC Solo," paparnya.
Bertahan hingga kelas 5, akhirnya Yahya pulang bersama keluarga, untuk kembali ke Tanah Papua di tahun 1992.
Daerah yang telah dirindukannya selama bertahun-tahun itu, akhirnya ia berhasil menginjakkan kaki kembali di Bumi Kenambai Umbai.
Baca juga: PB PON XX Papua Dilaporkan ke Polisi Karena Tak Bayar Transportasi
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/papua/foto/bank/originals/29102021-yahya_felle.jpg)