ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

KKB Papua

Kata Pengamat soal Penyebab Gabungnya Pecatan TNI Yotam Bugiangge ke KKB, Sebut Ada Banyak Faktor

Pengamat intelijen dan terorisme menilai penyebab bergabungnya pecatan TNI Yotam Bugiangge dengan KKB tak hanya disebabkan faktor tunggal.

Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih
Yotam Bugiangge, pecatan TNI yang diduga bergabung dengan KKB - Pengamat intelijen dan terorisme menilai penyebab bergabungnya pecatan TNI Yotam Bugiangge dengan KKB tak hanya disebabkan faktor tunggal. 

TRIBUN-PAPUA.COM - Pengamat intelijen dan terorisme, Stanislaus Riyanta menilai penyebab bergabungnya pecatan TNI Yotam Bugiangge dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua, tak hanya disebabkan faktor tunggal.

Diketahui, Yotam Bugiangge disebut polisi bergabung dengan KKB pimpinan Egianus Kogoya di Nduga.

Yotam Bugiangge yang merupakan mantan anggota Batalyon Infanteri (Yonif) 756/Wimane Sili dan Egianus Kogoya juga disebut polisi sebagai dalang penyerangan KKB yang menewaskan 11 warga di Kampung Nogolait, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga.

Baca juga: Pengamat Sebut Gabungnya Pecatan TNI dengan KKB Dapat Timbulkan Bahaya: Bisa Tahu Titik Lemah Aparat

Prada Yotam Bugiangge, Prajurit di Papua yang Kabur dari Tugas dengan Membawa Senjata Api (Facebook)
Prada Yotam Bugiangge, Prajurit di Papua yang Kabur dari Tugas dengan Membawa Senjata Api (Facebook) (Tribun-Papua.com/Istimewa)

Stanislaus mengatakan ada banyak faktor yang mungkin membuat Yotam Bugiangge bergabung dengan KKB.

Mulai dari doktrinasi dari KKB, persamaan satu identitas, hingga mungkin pernah mendapat kekecewaan selama bertugas menjadi prajurit TNI.

Di samping itu, Stanislaus juga menyoroti soal kemungkinan adanya motif ekonomi, ideologi, hingga ancaman terhadap diri maupun keluarga Yotam dari KKB.

"Faktor-faktor itu berakumulasi. Ketika faktor-faktor itu berkelindan jadi satu, ini yang membuatnya seperti sekarang, berbalik arah," ucapnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (21/7/2022).

Baca juga: Polisi Beberkan Awal Mula Terungkapnya Keterlibatan Pecatan TNI dalam Serangan KKB di Nduga

Menurut Stanislaus, pasukan teritorial yang bertugas mendampingi masyarakat serta intelijen yang intens bertemu dengan masyarakat, bila tidak dibentengi dengan jiwa nasionalisme yang kuat, bisa saja terbawa oleh ideologi KKB.

"Mereka punya strategi intelijen, siapa yang bisa digalang, lawan mana yang bisa ditarik," ungkapnya.

Agar kejadian serupa tak terulang, Stanislaus berpandangan agar aparat keamanan harus sangat selektif ketika melakukan rekruitmen maupun penempatan anggotanya, terutama di daerah-daerah yang rawan.

Bisa Timbulkan Potensi Bahaya

Stanislaus menilai, bergabungnya Yotam dengan KKB bisa menimbulkan potensi bahaya.

"Yang jadi masalah ketika KKB menggalang orang TNI atau Polri, ini bisa berbahya," ungkapnya kepada Kompas.com, Kamis (21/7/2022).

Potensi bahaya yang dimaksud adalah saat ia membocorkan strategi maupun teknik bertempur TNI. Selain itu, anggota KKB juga bisa lebih terlatih.

"Ketika melakukan serangan, ia bisa mengetahui titik lemahnya," tuturnya.

Apalagi, saat Yotam kabur dari kesatuannya pada Desember 2021, dia membawa satu pucuk senapan SS2-V1.

"Sangat berbahaya. Ini bisa digunakan untuk menyerang TNI-Polri," jelasnya.

Baca juga: Mahfud MD Sebut Tak Ada Operasi Militer di Papua dan Hati-hati Tangani KKB: Kita Pakai Aturan Hukum

Di samping itu, Stanislaus memandang ada tactical gap antara aparat keamanan dengan KKB.

"Ini menjadi berat ketika banyak situasi yang menguntungkan KKB. Ada tactical gap namanya. KKB lebih kenal medan, mereka menguasi hutan, geografis. Perlu usaha lebih keras agar aparat keamanan memenangkan tactical gap ini," sebutnya.

Supaya mempersempit ruang gerak Yotam, Stanislaus memandang aparat perlu menguatkan intelijen, sehingga memperoleh data yang akurat.

Tak hanya itu, dia menilai aparat perlu bekerja sama dengan masyarakat sekitar.

"Selain itu, aparat juga perlu lebih melakukan pendekatan ke masyarakat, dialog ke masyarakat. Aparat perlu menggalang masyarakat," terangnya.

Baca juga: Sebut KKB Nduga Didominasi Anak Muda, Danrem 172/PWY: Mereka di Bawah Satu Komando Egianus Kogoya

Keberaadaan Yotam Diburu Aparat

Komandan Komando Resor Militer (Danrem) 172/Praja Wira Yakhti Brigjen TNI J.O. Sembiring menjelaskan, keberadaan Yotam saat ini tengah diburu oleh Polisi Militer Komando Daerah Militer (Pomdam) XVII/Cenderawasih.

Sembiring menegaskan, Yotam telah dipecat atau PTDH (Pemberhentian Tidak dengan Hormat) sebagai anggota TNI.

"Sudah desersi dan dan sudah diputuskan hakim sudah PTDH alias pecat," tuturnya, Rabu.

"Pangdam sudah menyampaikan untuk mencari yang bersangkutan. Jadi meski sudah dipecat, tidak membuat kewenangan dari Pomdam untuk mengejarnya," terangnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Prada Yotam Berbalik Arah, Dulu Jadi Prajurit TNI, Kini Diduga Gabung KKB, Apa Penyebabnya? dan Pecatan TNI Diduga Gabung KKB, Dulu Kabur Bawa Senapan, Pengamat: Bisa Berbahaya

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved