Sosok Penjabat Gubernur DOB
3 Rektor OAP Lulusan Uncen yang Layak Jadi Penjabat Gubernur di DOB, Ini Sosoknya!
Walau ketiga Rektor tersebut belum menduduki jabatan oimpinan tinggi madya sesuai dengan aturan yang berlaku, namun patut diperhitungkan.
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA – Universitas Negeri Cenderawasih (Uncen) selalu menghasilkan orang-orang hebat yang berkarya di tanah Papua.
Dari lulusan-lusan terbaiknya tersebut, ada yang dilirik untuk menjabat sebagai Penjabat Gubernur di tiga daerah otonomi baru (DOB) hasil pemekaran dari Provinsi Papua.
Tiga sosok tersebut yaitu Rektor Universitas Cenderawasih Apolo Safanpo, Rektor Universitas Papua Meky Sagrim dan Rektor Universitas Musamus Beatus Tambaip.
Baca juga: Jadi Kandidat Kuat Penjabat Gubernur Papua Selatan, Ini Kata Apolo Safanpo
Walau ketiga Rektor tersebut belum menduduki jabatan oimpinan tinggi madya sesuai dengan aturan yang berlaku, namun patut diperhitungkan oleh Pemerintah Pusat.
Hal ini dikatakan mantan Ketua Panitia Khusus (Pansus) Undang-undang (UU) Otonomi Khusus (Otsus) Papua, Komarudin Watubun kepada Tribun-Papua.com belum lama ini.
“Mendagri selayaknya perlu mempertimbangkan kekhususan dalam mengangkat sosok calon penjabat (pj) Gubernur pada tiga provinsi baru atau Daerah Otonomi Baru (DOB) di Papua, untuk diusulkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi),” kata Komarudin.
Hal ini lantaran sangat terbatasnya jumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) Orang Asli Papua (OAP) yang menduduki jabatan pimpinan tinggi (JPT) madya di kementerian.
Anggota Komisi II DPR RI ini mengungkapkan, berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 14 Tahun 2022 Pasal 9 ayat (2), UU Nomor 15 Tahun 2022 Pasal 9 ayat (2), dan UU Nomor 16 Tahun 2022 Pasal 9 ayat (2) menyebutkan, penjabat gubernur diangkat dari ASN yang menduduki Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) madya.
Baca juga: Profil Apolo Safanpo, Calon Kuat Penjabat Gubernur Papua Selatan
"Mestilah tetap dimaknai dalam kerangka kekhususan. Sebab bukankah kebijakan pembentukkan tiga provinsi baru di Papua diambil pemerintah karena status kekhususan Papua," ujarnya.
Legislator dari senayan ini menegaskan, sangat terbatasnya jumlah ASN OAP yang saat ini menduduki jabatan pimpinan tinggi madya semestinya tak menjadi penghalang bagi pemerintah, menunjukkan komitmen memperlakukan Papua secara khusus.
Fakta tersebut seharusnya menjadi prakondisi bahwa pemerintah komit memperlakukan Papua secara khusus karena kekhususan Papua.
"Untuk itu, selain PNS OAP yang kini menduduki JPT madya, Mendagri kiranya mengusulkan kepada Bapak Presiden para ASN OAP yang memiliki kapasitas dan integritas untuk diangkat sebagai penjabat Gubernur meski belum mencapai jabatan pimpinan tinggi madya karena instansi pemerintah yang dipimpinnya tidak memberlakukan eselonisasi," ujarnya.
Baca juga: Buktikan Afirmasi Otsus, Komarudin Watubun: Pemerintah Tunjuk OAP Penjabat Gubernur DOB Papua
"Mereka ini dapat diangkat terlebih dahulu sebagai pimpinan tinggi madya pada kementerian/lembaga untuk kemudian ditugaskan sebagai Penjabat Gubernur,” sambung Komarudin.
Sosok Meky Sagrim
Meky Sagrim adalah Rektor Universitas Papua (2020-2024). Selain menjadi rektor, ia juga menjadi akademisi di bidang pertanian, etnografi dan manajemen lingkungan. Ia lahir pada 5 Mei 1965.
Gelar Sarjananya ia peroleh pada tanggal 5 Mei 1965 di Universitas Cenderawasih, setelahnya ia mengambil pendidikan pasca sarjananya di Institut Pertanian Bogor dan berhasil meraih gelar M.Sc pada tanggal 14 Januari 2002.
Setelahnya meraih gelar Dr. di Program Studi Ilmu Kehutanan Major, Jurusan Sosiologi Pedesaan pada Universitas Mulawarman pada 2014.
Baca juga: Mendagri Tito Karnavian Dipastikan Lantik Pj Gubernur DOB Papua
Sosok Beatus Tambaip
Doktor Beatus menjadi sosok fenomenal saat ini. Kehadirannya di arena suksesi 01 Universitas Negeri Musamus (Unmus) itu, mereprentasikan keterwakilan Orang Asli Papua (OAP).
Dialah satu-satunya calon anak negeri dari Selatan Papua yang ikut berkontestasi di pentas demokrasi ala kampus itu.
Keikutsertaan anak asli Papua ini mendapat respon positif nan luar biasa dari berbagai kalangan.
Dukungan masyarakat yang terus mengalir kepada Doktor Beatus Tambaip ini, tentu sangat beralasan.
Mengingat, karakter pribadinya yang low profile alias memiliki kerendahan hati, sederhana dan tidak menampakkan kehebatannya di depan umum.
Padahal, bapa empat anak ini memiliki banyak prestasi akademis dan sederet pengelaman di dunia kampus.
Seabrek jabatan di lingkungan perguruan tinggi maupun di luar kampus pernah disandangnya.
Mulai dari Asisten I Direktur Pasca Sarjana Bidang Akademik di Uncen, Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial Uncen, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (Stisipol) Yayasan Lentera Kasih (Yalenka) Maro Merauke (Pendiri).
Kemudian sebagai Peneliti Uncen tentang Program IDT (Dana Desa) di Kabupaten Asmat (1994), Ketua Tim Evaluasi Kinerja Pembangunan Papua Kerjasama Bappenas RI- Uncen (2010), Panitia Seleksi MRP Koordinator Wilayah Ha Anim (2017), Panitia Seleksi Jabatan Pimpinan Pratama (JPP) Eselon II (Kabupaten Boven Digoel, Nabire, Jayapura, Sarmi) 2019-2020 dan masih banyak lagi jabatan di dunia akademik dan non akademik yang pernah dimandatkan kepadanya.
Baca juga: Yan Mandenas Ungkap Sosok Penjabat Gubernur DOB Papua
Tak banyak yang tahu, kalau Beatus Tambaip adalah sosok pribadi yang rendah hati dan konsen dengan pendidikan anak-anak Orang Asli Papua (OAP) di wilayah Selatan Papua.
Hal itu terbukti dengan keberhasilannya mendirikan sebuah sekolah tinggi yakni Stisipol Yalenka Maro Merauke, sebuah kampus yang menempah anak-anak OAP menjadi manusia cerdas dan bersumber daya.
Sosok Apolo Safanpo
Dikutip dari lama Wikipedia, Dr Ir Apolo Safanpo, ST, MT lahir pada 24 April 1975.
Apolo Safanpo adalah akademisi Indonesia yang menjabat rektor Universitas Cenderawasih.
Ia resmi dilantik menjadi Rektor Universitas Cenderawasih (Uncen) oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Prof H Muhammad Nasir di Gedung Auditorium Dikti Senayan, Jakarta, Kamis, 14 September 2017.
Baca juga: Bappeda Papua Sebut Tiga DOB Dapat Pendampingan Penyusunan Dana Otsus TA 2023
Ia dilantik setelah pada pemilihan rektor di Gedung Rektorat Uncen Kampus Waena, Senin, 4 September 2017.
Ia berhasil meraih 38 suara dari total 55 suara anggota senat. Ia mengungguli dua calon lainnya, Prof Drs Agustinus Fatem MT yang meraih 13 suara dan Dr Marthinus Solossa SH, MHum, yang mendapatkan 4 suara.
Lulusan Universitas Sebelas Maret, Solo ini memulai karier kepemimpinannya di Uncen pada tahun 2004 saat ia dipercayakan menjadi Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik.
Kariernya makin menanjak, ketika pada tahun 2006-2012 ia menduduki jabatan sebagai Pembantu Dekan III Fakultas Teknik, kemudian menjadi Dekan Fakultas Teknik Uncen pada 2012-2006, dan akhirnya terpilih menjadi rektor tahun 2017 ini.
Apolo menikahi Katharina Ade Irma Suryany Safanpo dan dianugrahi Tujuh orang putra dan putri bernama Herman Ferdiand Putera Safanpo, Derina Amanda Seqouria, Alexander Kambepits Putera Safanpo, Queen Alexandra Seqouria, Ronald cuwakat Putera Safanpo, Kornelia Oliva Kombites Safanpo, dan Theodore Bandew Apolo Safanpo.
Pendidikan formal yaitu sarjana teknik sipil di Universitas Sebelas Maret Surakarta, magister di Institut Teknologi Surabaya dan Doktor teknik sipil di Universitas Diponegoro Semarang. (*)