TNI Kontak Tembak di Mugi Nduga
Yanto Eluay Geram, TPNPB-OPM Sering Lakukan Kekerasan di Papua
TPNPB-OPM telah membunuh empat prajutir TNI yang saat ini sedang melakukan upaya penyelamatan terhadap Pilot Susi air yang disandera.
Penulis: Calvin Louis Erari | Editor: Roy Ratumakin
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Calvin Louis Erari
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA – Aksi kekerasan dan pembunuhan yang dilakukan TPNPB-OPM di beberapa wilayah pegunungan Papua cukup meresahkan masyarakat.
Apalagi, baru-baru ini, TPNPB-OPM telah membunuh empat prajutir TNI yang saat ini sedang melakukan upaya penyelamatan terhadap Pilot Susi air yang disandera.
Menaggapi aksi kekejaman TPNPB-OPM tersebut, tokoh adat Papua, Yanto Eluay angkat bicara.
Baca juga: Ini Daftar Personel TNI yang Selamat dan Gugur Saat Dievakuasi Pascakontak dengan KKB di Nduga
“Apa yang dilakukan kelompok-kelompok ini sangat mengganggu kesejahteraan masyarakat Papua, maka itu aksi-aksi ini harus dihentikan" kata Yanto kepada Tribun-Papua.com di Sentani, Papua.
Selain itu, Yanto juga meminta agar semua pihak terus bersuara, sehingga berbagai teror yang dilakukan TPNPB-OPM di Papua pun berakhir.
"Sebagai masyarakat adat, kita harus menjaga keutuhan negara ini, dan berkomitmen untuk menciptakan kedamaian, agar tanah Papua damai," ujarnya.
Sebelumnya, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengatakan status di Papua ditingkatkan menjadi siaga tempur.
“Dengan kondisi ini, khususnya di wilayah tertentu kita ubah menjadi operasi siaga tempur,” kata Yudo dalam rekaman konferensi pers di Timika, Papua, Selasa, (18/4/2023).
Yudo mengatakan penerapan status ini mirip dengan yang dilakukan TNI di wilayah Natuna.
Apabila di Natuna diterapkan operasi siaga tempur laut, maka di Papua dilakukan siaga tempur darat.
Dikatakan, status siaga tempur hanya berlaku di sejumlah tempat dengan tingkat kerawanan tinggi.
Peningkatan status ini, kata dia, dilakukan agar naluri bertempur prajurit terbangun.
Baca juga: 4 Prajurit TNI Gugur, Menambah Daftar Panjang Pahlawan Bangsa
Pendekatan Lunak Tidak Efektif
Menurut Yudo, selama ini TNI menerapkan soft approach atau pendekatan lunak dalam menghadapi KKB dan dalam upaya pembebasan pilot Susi Air, Philip Mark Marthens.
Soft approach dilakukan dengan cara komunikasi sosial dengan warga dan operasi teritorial.
Akan tetapi, serangan KKB terhadap satuan tugas dari Batalyon Infanteri Raider 321/Galuh Taruna membuat pendekatan itu diubah.
Pendekatan itu dinilai tidak efektif dalam menanggulangi eskalasi yang terjadi di sejumlah tempat di Papua.
Yudo mengatakan, peristiwa serangan KKB terhadap Batalyon Infanteri Raider 321/Galuh Taruna di Distrik Mugi-Mam, Nduga, Papua pada 15 April 2023 menjadi alasan peningkatan status ini.
“Harapan kami seperti itu, tapi ternyata belum sampai ke sana sudah dihadang dan ditembaki seperti itu,” kata Yudo. (*)
Khairul Fahmi: Operasi Siaga Tempur di Papua Legal dan Wajar |
![]() |
---|
Eskalasi Serangan KKB Meningkat, Wilem Wandik: Ubah Paradigma Tentang Papua |
![]() |
---|
Pasca-kontak Tembak dengan TNI di Nduga, KKB Pamer Senjata dan Amunisi Hasil Rampasan |
![]() |
---|
Tak Ada Luka Tembak, Ini Penyebab Pratu F Meninggal Pasca-kontak Tembak dengan KKB di Nduga |
![]() |
---|
HARI INI! Jenazah Pratu F Bakal Dikirim ke Magelang, TNI Berduka |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.