Sosok
SOSOK Syhul Ira Thaime, Mengajar Kelas Awal Selama 15 Tahun di SD Inpres Komba Jayapura
Menjadi seorang guru selama 13 tahun, Syhul sempat menjadi tenaga honorer selama dua tahun dan tidak dibayar sama sekali.
Penulis: Putri Nurjannah Kurita | Editor: Paul Manahara Tambunan
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Putri Nurjannah Kurita
TRIBUN-PAPUA.COM, SENTANI - Hari Pendidikan Nasional 2023 dirayakan dengan berbagai rangkaian acara di Kantor Bupati, Sentani, Kabupaten Jayapura.
Mulai dari pembukaan stand hasil karya siswa, komunitas guru penggerak, komunitas kepala sekolah penggerak, pameran sekolah SMK Negeri 5 Penerbangan Waibu, SMK Pertanian Kampung Harapan, juga SMP Negeri 2 Sentani, dan SMA Negeri 1 Sentani.
Ada juga lomba gerak jalan, penampilan tarian, silat, morce Pramuka, marchine band, dan ditutup dengan upcara peringatan Hardiknas.
Sekaligus peringatan Hari Otonomi Daerah ke-27 yang dipimpin oleh Penjabat (Pj) Bupati Jayapura, Triwarno Purnomo.
Baca juga: Peringati Hardiknas 2023 di Nduga, Bupati Resmikan Rumah Pintar dan Pasar Rakyat
Ratusan siswa dan guru memadati lapangan Kantor Bupati dari sejak pagi hingga siang hari.
Syhul Ira Thaime seorang guru dari sekolah SD Inpres Komba, Sentani, Distrik Sentani, kepada Tribun-Papua.com, Rabu (3/5/2023) mengungkapkan momentum Hardiknas tersebut ia merasa kecewa karena hanya sebagian guru dan siswa yang datang.
Meski begitu ia tetap berdiri menjadi bagian dari kelompok paduan suara.
"Secara pribadi, semua guru harus hadir lapangan sepi sekali saya berdiri sebagai paduan suara yang hadir guru sedikit dan guru juga sedikit. Karena dengan hari pendidikan ini kita akan buat Kabupaten Jayapura jadi yang terbaik," katanya.
Menjadi seorang guru selama 13 tahun, Syhul sempat menjadi tenaga honorer selama dua tahun dan tidak dibayar sama sekali.
Tapi dalam sumpahnya ketika Yudisium ia berjanji akan mengajar dan mendidik siswanya seperti anak-anak yang dilahirkannya sendiri.
Pada 2008 ia kemudian lolos tes Calon Pegawai Negeri Sipil. Lalu mengajar di kelas awal (kelas 1, 2, dan 3) di sekolah SD Negeri Komba.
"Saya sudah 15 tahun mengajar," jelasnya.
Perjalanan panjang pengabdiannya tahun demi tahun, ia cukup berpengalaman dengan siswa-siswanya di kelas awal. Menurutnya, kebanyakan siswa ketika masuk sekolah belum bisa menulis angka dan huruf, apalagi membaca dan berhitung.
Terkadang ia harus mendampingi siswanya yang menangis karena tidak bisa menulis. Namun ia tidak menyerah.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.