ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Hanya di Papua

HANYA di PAPUA: Ada Sekolah di PLBN Skouw Jayapura yang Didik Anak-anak dari Papua Nugini

Di PLBN Skouw yang terletak sekitar 50 kilometer dari pusat Kota Jayapura itu terdapat PAUD yang sebagaian besar peserta didiknya dari Papua Nugini.

Editor: Gratianus Silas Anderson Abaa
istimewa
Beberapa anak-anak PAUD di perbatasan mengenakan pakian adat, saat menghadiri upacara peringatan HUT RI ke 78 tahun di PLBN Skouw, Kampung Mosso, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua, Kamis (17/8/2023).(KOMPAS.com/ROBERTHUS YEWEN) 

Ingin anak-anak Papua Nugini bersekolah di Indonesia

Ondoafi Perbatasan Wutung-Skouw, Stanis Tanfa Chilong, sangat mendukung keberadaan fasilitas pendidikan di PLBN Skouw.

Bahkan, dia mengaku berkeinginan anak-anak Papua Nugini di wilayah perbatasan belajar dan bersekolah di PLBN Skouw.

“Saya ingin anak-anak Papua Nugini di perbatasan PLBN Skouw, terutama di Kampung Wutung, bisa sekolah di Indonesia, (juga anak-anak) di sekitar daerah perbatasan Indonesia-Papua Nugini di Skouw,” tutur Stanis dikutip dari Kompas.com, Rabu (17/8/2023).

Stanis berharap, ke depan tidak hanya ada PAUD di PLBN Skouw. Harapannya, kelak juga ada sekolah setingkat SD, SMP, dan SMA yang dibangun dan tersedia di area PLBN Skouw.

“Saya ingin anak-anak kampung dari Papua Nugini bisa melanjutkan sekolah di perbatasan wilayah Indonesia dan mereka bisa mendapatkan sertifikat atau jasa selama menempuh pendidikan tersebut,” lanjut Stanis.

Sebagai tokoh adat, selaku ondoafi pemilik hak ulayat yang meliputi Wutung Papua Nugini dan Skouw Indonesia, dia tegas menyatakan dukungan terhadap pendidikan bagi warga perbatasan Indonesia dan Papua Nugini di kawasan PLBN Skouw.

Tak hanya itu, Stanis bahkan mengaku telah menyiapkan lahan untuk dipakai menjadi lokasi fasilitas pendidikan di kawasan PLBN Skouw.

“Kami sudah siapkan tanah empat hektare untuk pembangunan sekolah di PLBN Skouw. Kami ingin anak-anak kami dari Papua Nugini juga bisa bersekolah di Indonesia dan menempuh pendidikan yang layak,” ungkap Stanis.

Sementara itu, Bastian bertutur, para orangtua siswa PAUD Eirene memberikan apresiasi yang tinggi kepada para pengajar fasilitas pendidikan ini.

Terlebih lagi, pengajaran yang dilakukan juga memakai dua bahasa, yaitu Bahasa Indonesia dan Inggris Pijin (Pidgin).

Semakin istimewa lagi karena enam pengajar PAUD Eirene bekerja tanpa gaji, honor, ataupun uang penghargaan dari mana pun. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ada PAUD di PLBN Skouw, Muridnya Juga Ada Anak Papua Nugini"

Sumber: Tribun Papua
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved