ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Palestina vs Israel

Pertamina Mulai Waspada Soal Dampak Perang Hamas vs Israel ke Indonesia

Secara berkala Pertamina memang melakukan penyesuaian harga untuk produk-produk BBM nonsubsidi sesuai regulasi yang berlaku.

Editor: Roy Ratumakin
Tribun-Papua.com/Istimewa
Serangan mendadak kelompok Hamas Palestina ke Israel dekat perbatasan Gaza pada Sabtu (7/10/2023). (dok. Reuters) 

"Berdasarkan pengalaman di tahun-tahun sebelumnya, konflik Israel-Palestina memang akan mendorong risk-off sentiment di pasar keuangan global, namun sentimen ini cenderung bersifat temporer," ucap Josua.

Namun demikian, dampak yang mungkin lebih mempengaruhi Indonesia secara umum adalah dampaknya kepada harga minyak global.

Bila beberapa negara Timur Tengah memutuskan untuk ikut dalam konflik ini, maka mereka berpotensi melakukan pemotongan produksi minyak global dalam rangka membiayai perang.

"Dampak ini yang kemudian berpotensi mendisrupsi pasar keuangan Indonesia, APBN, serta pertumbuhan ekonomi Indonesia," ucap Josua.

 

 

"Hal ini diperparah oleh tren harga komoditas lainnya, yang tidak ikut mengalami peningkatan," sambungnya.

Kondisi tersebut, lanjut Josua, berpotensi membebani belanja negara, apalagi dengan kondisi Rupiah yang masih tertekan.

Seiring dengan bensin di Indonesia yang masih disubsidi negara, dampaknya kepada inflasi cenderung terbatas kecuali pemerintah berencana untuk melepaskan subsidi energi secara umum.

Selain dari potensi kenaikan harga minyak, risiko lainnya kepada Indonesia cenderung sangat terbatas, apalagi kepada sistem keuangan Indonesia.

Dari sisi global, seiring dengan kedua negara tersebut yang bukan merupakan sumber pangan global atau energi, dampak konflik ini cenderung terbatas, kecuali bila beberapa negara Timur Tengah memutuskan untuk ikut serta dalam konflik ini.

"Bila hal tersebut terjadi, maka harga minyak akan kembali terpicu, sehingga mendorong kenaikan inflasi global. Kenaikan inflasi global pada gilirannya akan memaksa para bank sentral global untuk mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama," pungkasnya.

 

Pertamina Pantau Harga Minyak Dunia

Corporate Communication Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting mengungkapkan, pihaknya kini masih terus memonitor pergerakan harga minyak dunia.

Sumber: Tribunnews
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved