ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Palestina vs Israel

Pertamina Mulai Waspada Soal Dampak Perang Hamas vs Israel ke Indonesia

Secara berkala Pertamina memang melakukan penyesuaian harga untuk produk-produk BBM nonsubsidi sesuai regulasi yang berlaku.

Editor: Roy Ratumakin
Tribun-Papua.com/Istimewa
Serangan mendadak kelompok Hamas Palestina ke Israel dekat perbatasan Gaza pada Sabtu (7/10/2023). (dok. Reuters) 

Bhima mengatakan, faktor politik dan keamanan memang punya andil, tapi pasar minyak akhir-akhir ini cenderung mengalami anomali pasokan dan permintaan sekaligus.

Baca juga: Korban Capai Ribuan Orang, Nelson Ondi: Israel dan Hamas Harus Hentikan Perang

Beberapa faktor yang membuat harga minyak tidak seliar 1973 adalah relaksasi pembatasan ekspor minyak dari Rusia yang diperkirakan menambah pasokan minyak global.

"Kemudian belum jelasnya pemangkasan produksi minyak yang masih dibahas pada pertemuan Saudi Arabia dan Rusia pada November mendatang," kata Bhima.

Berapa banyak produksi yang dipangkas, ucap Bhima, masih teka teki.

 

 

Kemudian faktor lain adalah dolar AS yang menguat menjadi kabar buruk bagi pemain komoditas minyak karena kekhawatiran banyak negara importir minyak mengurangi permintaan impor karena selisih kurs.

"China sebagai negara konsumen energi yang besar sedang alami slowdown ekonomi hingga 2024 mendatang, dengan outlook pertumbuhan ekonomi 4,4 persen atau dibawah proyeksi Indonesia yang sebesar 5 persen. Industri di China tidak sedang ekspansi sehingga mempengaruhi demand minyak global," ujar Bhima.

Baca juga: Ramses Wally: Hanya Tuhan yang Bisa Selesaikan Perang Israel dan Hamas

Dongkrak Inflasi

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia Mohammad Faisal menyampaikan, pemerintah harus mewaspadai peningkatan inflasi ke depan dari munculnya perang Hamas Vs Israel.

"Yang perlu diwaspadai dari sisi ekonomi adalah dampak terhadap peningkatan inflasi," ujar Faisal.

Inflasi berpotensi meningkat, menurut Faisal, terutama dipicu oleh kenaikan harga minyak dunia, khususnya apabila konfliknya meluas dan berkepanjangan.

"Namun untuk jangka pendek efek terhadap inflasi masih minimal karena kedua pihak bukan major exporter minyak," kata Faisal.

Ekonom Permata Bank Josua Pardede mengungkapkan, konflik tersebut tentunya akan memberikan dampak serta mendisrupsi pasar keuangan di Indonesia.

Baca juga: KORBAN TEWAS Perang Hamas-Israel 1.908 Orang, 7.928 Terluka

Untuk dampak langsung dari perang Israel-Palestina kepada perekonomian Indonesia sebenaraya sangat-sangat terbatas, terutama karena hubungan dagang dan investasi Indonesia yang terbatas kepada kedua negara tersebut.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved