ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Aksi Massa di Jayapura

Aksi ULMWP di Jayapura Dikritik Marinus Yaung, Buchtar Tabuni: Dosen Tidak Berbobot!

Sebaliknya, Marinus dinilai tidak begitu paham kondisi Papua, sehingga berkomentar dengan asumsi sendiri.

Kolase Tribun-Papua.com
Dosen Hubungan Internasional Universitas Cenderawasih, Marinus Yaung menilai ULMWP sudah kalah di basis politiknya. Kata Marinus, KTT MSG di Vanuatu tahun ini, sebenarnya harapan terbesar ULMWP untuk mendapat status keanggotaan penuh di forum MSG. 

Namun harapan tersebut tidak tercapai.

Bahkan, forum MSG dengan keputusan tegas menutup pintu bagi ULMWP untuk mendapat status keanggotaan penuh.

"Diplomasi ULMWP yang gagal di komunitas Melanesia, yang menjadi basis utama perjuangan politik referendum Papua, ULMWP melanjutkan perjuangan kembali di luar basis politiknya, yakni di Inggris dan Eropa," kata Marinus melalui pesan WhatsApp kepada Tribun-Papua.com, Senin (16/10/2023).

Logikanya, kata Marinus, kalau di basis politik saja sudah kalah, apalagi di basis politik orang lain.

Baca juga: Status ULMWP Ditolak Kelompok Melanesia, Marinus Yaung: Demo Itu Cara Jual Isu HAM Papua ke Inggris

Menurut Marinus, parlemen Inggris tidak akan merespon kegiatan kampanye isu HAM Papua dan referendum Papua oleh ULMWP-IPWP di gedung parlemen.

Sekadar diketahui, ULMWP dan Internation Parliament for West Papua (IPWP) berencana mengadakan pertemuan di London, Inggris pada 18 Oktober 2023.

Pertemuan tersebut dengan agenda membicarakan keputusan kontroversi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Melanesian Spearhead Group (MSG) di Vanuatu, Agustus 2023 sekaligus melanjutkan advokasi internasional isu hak asasi manusia (HAM) dan referendum Papua.

“Untuk mendapatkan dukungan parlemen Inggris, maka perlu dukungan rakyat Papua melalui demo besar-besaran," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved