Info Jayapura
Lebih Akrab dengan Sosok AKP Irene Aronggear, Punya Cita-cita jadi Dokter tapi Malah Daftar Polwan
Ibu dua anak berusia 46 tahun ini berkisah, awalnya menjadi seorang abdi negara ini tanpa sengaja.
Penulis: Lidya Salmah | Editor: Lidya Salmah
"Bangga, karena kerjaan saya ada dua, di dalam rumah dan di luar rumah. Kalau di dalam rumah ya saya adalah ibu yang punya tanggungjawab mengurus anak, suami dan keluarga kecil saya. Kalau di luar, saya Polwan yang melayani masyarakat, Dan saya bersyukur sampai saat ini bisa menjalankan keduanya secara baik," ungkapnya.
Baca juga: Polwan Goes To School Sapa Siswa SD Harapan Baliem Wamena
Menurut Irene, profesinya ini mendapatkan dukungan penuh dari suami dan anak-anaknya.
"Saya mengawali karier Polwan saya di Satuan Reskrim yang mobilitasnya tinggi. Tapi saya beruntungt punya suami dan anaknya yang mendukung dan memberikan kepercayaan kepada saya. Makanya saya bisa sampai di titik saat ini ya karena dukungan mereka," kata Irene.
Berada di lingkungan kerja yang didomaninasi kaum Adam, tak membuat Irene merasa cangguh dan mematahkan semangatnya untuk berkarya.
Bagi dia, dalam profesi abdi negara, atau di manapun itu, tidak ada mengenal perbedaan gender.
"Kami (pria dan wanita) di profesi ini tentunya selaras, kami punya tugas dan tanggungjawab masing-masing untuk dilaksanakan. Saya tahu bahwa saya adalah seorang perempuan, ibu, itu kodrat, tapi tidak mematahkan semangat saya untuk bekerja profesional," aku Irene.
Pesan sejuk untuk remaja putri masa kini
Menurut Irene, setiap orang punya impian dan cita-cita.
Ada yang bermimpi jadi pengusaha sukses, dokter, Polwan, pegawai bank, atau lainnya.
Untuk mewujudkan impian dan cita-cita itu, butuh perjuangan dan motivasi dari diri sendiri, serta orang-orang terdekat.
Baca juga: Kisah AKP Katharina Aya, Polwan yang Jadi Guru: Terpanggil untuk Berantas Buta Aksara di Jayapura
Irene berharap anak-anak perempuan masa kini, khususnya anak-anak Papua untuk bisa mengejar cita-citanya yang mulia.
Sayangnya, Irene sangat prihatin dengan sisi pergaulan negatif anak muda sekarang, yang akhirnya mematikan cita-cita dan impian mereka selama ini.
Satu dari sekian pergaulan yang dikhawatirkan yakni pacaran.
Menurut Irene, tidak ada larangan untuk berpacaran, namun harus punya prinsip bahwa bahwa berpacaran yang dilakukan harus sehat.
"Prihatin juga lihat anak-anak cewek pacaran apalagi kenalnya dari media sosial terus itu membuat kehidupan mereka hancur. Harusnya peran keluarga yang utama, pengawasan itu penting. Kalau mau pacaran ya, yang sehat, harus saling motivasi, kalau punya cita-cita harus saling didukung bukan menghancurkan yang akhirnya terjadi pernikahan dini atau hamil di luar nikah. Itu yang mengerikan ya," ujar Irene. (*)
1.039 Mahasiswa Uncen Diwisuda, Rektor: Jadilah Cenderawasih Muda yang Berdampak |
![]() |
---|
Ketua Senat Uncen Ingatkan Alumni: Jangan Hanya Cari Kerja, Tapi Ciptakan Lapangan Pekerjaan |
![]() |
---|
Dosen FKM Uncen Pakai Teknologi RO Bantu Warga Keerom Atasi Kesulitan Air Bersih |
![]() |
---|
Warga Perbatasan Papua Nugini Ikuti Pelatihan Barista di Koya Kota Jayapura |
![]() |
---|
Warga Distrik Kaureh Kabupaten Jayapura Minta Bupati Yunus Wonda Perbaiki Jalan Kampung |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.