ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Info Mimika

Kisruh Saling Klaim Lokasi Tambang, Warga Dogiyai dan Deiyai Bakar Rumah Masyarakat Kampung Wakia

Kapolres Mimika, AKBP I Komang Budiartha mengatakan, kejadian di Kampung Wakia sebenarnya sudah mulai dari dua bulan terakhir.

Penulis: Marselinus Labu Lela | Editor: Lidya Salmah
istimewa
Nampak warga Deiyai dan Dogiyai saat tiba di Kampung Wakia, Mimika Barat Tengah, Jumat (30/8/2024). 

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Marselinus Labu Lela

TRIBUN-PAPUA.COM, TIMIKA- Sekolompok warga suku Mee, dari Kabupaten Dogiyai dan Deiyai, dikabarkan membakar 3 unit rumah warga di Kampung Wakia, Distrik Mimika Barat Tengah, Mimika, Papua Tengah, Rabu (28/8/2024) malam.

Tak hanya membakar rumah, sekelompok orang dari dua kabupaten itu juga memalang jalan yang ada di Kampung Wakia.

Dari informasi yang dihimpun, aksi bakar rumah dan pemalangan tersebut, dipicu tapal batas wilayah administrasi Kampung Wakia yang selama ini menjadi perdebatan.

Baca juga: Ormas di Mimika Tidak Boleh Berpolitik, Ini Penjelasan Kesbanpol

Diketahui, Kampung Wakia merupakan satu di antara kampung di Mimika, yang berbatasan langsung dengan dua kabupaten yaitu Dogiyai dan Deiyai.

Di Kampung Wakia, terdapat lokasi tambang emas tradisonal yang selama ini dikelola oleh masyarakat setempat, demi kebutuhan hidup sehari-hari.

Diduga, tambang emas tersebut menjadi masalah yang berujung keributan dan membuat situasi kemanan terganggu, lantaran beberapa pihak saling mengklaim wilayah tersebut.

Kapolres Mimika, AKBP I Komang Budiartha mengatakan, kejadian di Kampung Wakia sebenarnya sudah mulai dari dua bulan terakhir.

Baca juga: Gegara Tambang Emas Tradisional, Oknum Kepala Kampung di Mimika Ngamuk dan Kejar Warga Pakai Parang

Pemicunya, kata Komang,  terkait pembatasan tapal batas wilayah Kabupaten Mimika, Dogiyai dan Deiyai.

"Kami sudah dengan Pemda Mimika untuk melakukan pertemuan begitupun dengan Pj Gubernur Papua Tengah. Kejadian itu sudah kami monitor dari tiga minggu belakangan ini," kata AKBP I Komang kepada Tribun-Papua.com, Kamis (29/8/2024).

Komang mengaku, pihaknya telah mengidentifkasi adanya masyarakat Dogiyai dan Deiyai, yang turun ke Kampung Wakia selama tiga minggu belakangan ini.

"Itu permasalahan aktivitas tambang emas tradisional atau ilegal. Saya juga sudah perintahkan kalau tambang itu ditutup,"akunya.

Baca juga: Tambang Emas Ilegal di Papua Barat Diduga Dibekingi Aparat, LP3BH: Kapolda Segera Bertindak Tegas

Untuk merendam konflik, Komang pun meminta kepala kampung dan tokoh masyarakat di Wakia, untuk tidak melakukan aktifitas tambang ilegal.

"Alat berat semua sudah keluar dari lokasi tambang dan kini berada di Wakia. Ini salah paham antara suku Mee dan masyarakat Wakia," terang dia. 

Komang membeberkan, dalam aksinya, warga suku Mee membakar semua aset yang dimiliki kepala Kampung Wakia.

Sumber: Tribun Papua
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved