Pilkada Papua 2024
Goliat versus Daud di Pilkada Papua, Sejauh Mana Pengaruh Dua Pasangan Calon Gubernur?
Pola pertarungan ini sangat berat bagi pasangan calon Gubernur Papua Benhur Tomi Mano dan Yeremias Bisai, meski keduanya teruji dalam pemerintahan.
Penulis: Paul Manahara Tambunan | Editor: Paul Manahara Tambunan
Benhur pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kota Jayapura.
Benhur kemudian terjun ke dunia politisi dan terpilih sebagai wali kota Jayapura selama dua periode (2011-2016 dan 2017-2022).
Terpilihnya Benhur sebagai wali kota selama dua kali berturut-turut menggambarkan kuatnya basis massa yang dimiliki di wilayah Kota Jayapura, ibu kota Provinsi Papua.
Benhur bahkan terpilih sebagai salah satu anggota DPR RI mewakili Papua pada pemilihan umum Februari 2024.
Benhur yang mencalonkan diri dari dari PDI-P ini mendapat dukungan 61.434 suara.
Sama halnya dengan Benhur, calon wakil yang diusung, yakni Yeremias Bisai, juga berpengalaman sebagai kepala daerah.
Yeremias dua kali terpilih sebagai Bupati Waropen pada tahun 2016 dan 2021.
Sebelum menjadi bupati, Yeremias merupakan wakil bupati Waropen.
Jejak elektabilitas ini menunjukkan Yeremias juga memiliki basis massa yang cukup solid di wilayah Waropen.

Peta kekuatan koalisi KIM plus dan PDI Perjuangan di Papua
Meski memiliki rekam jejak pengalaman dan sama-sama diusung oleh partai politik, kedua pasangan calon ini memiliki poros kekuatan dukungan yang amat timpang.
Dari 11 partai di DPR Papua (DPRP) hasil Pemilihan Legislatif 2024, pasangan Benhur Tomi Mano-Yeremias Bisai hanya diusung oleh PDI Perjuangan.
Dengan penguasaan 7 kursi di DPR Papua, praktis pasangan ini hanya didukung oleh 16 persen kekuatan di parlemen Papua.
Kondisi ini amat kontras jika dibandingkan dengan pasangan Mathius Derek Fakhiri-Aryoko Alberto Ferdinand Rumaropen.
Pasangan ini mendapat dukungan dari 17 partai, termasuk 10 partai di parlemen.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.