Pilkada Papua 2024
Goliat versus Daud di Pilkada Papua, Sejauh Mana Pengaruh Dua Pasangan Calon Gubernur?
Pola pertarungan ini sangat berat bagi pasangan calon Gubernur Papua Benhur Tomi Mano dan Yeremias Bisai, meski keduanya teruji dalam pemerintahan.
Penulis: Paul Manahara Tambunan | Editor: Paul Manahara Tambunan
Komposisi dukungan dalam koalisi besar atau KIM plus yang didapat Fakhiri-Aryoko mencapai 84 persen dari total kursi di DPR Papua.
KIM plus merupakan partai-partai yang tergabung dalam koalisi pendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres 2024 dengan sejumlah partai lain di luar pendukung Prabowo-Gibran.
Artinya, selain PDI-P, kekuatan di parlemen Papua kompak mendukung pasangan Fakhiri-Aryoko untuk mendulang kemenangan dalam kontestasi pemilihan gubernur pada November 2024.
Kondisi ini mirip dengan yang terjadi pada Pilkada 2018.

Saat itu ada dua pasangan calon yang bersaing, yakni Lukas Enembe-Klemen Tinal melawan pasangan John Wempi Wetipo-Habel Melkias Suwae.
Pasangan Lukas Enembe-Klemen Tinal diusung koalisi besar dengan sembilan partai parlemen yang dimotori Demokrat dan Golkar.
Sementara pasangan Wempi Wetipo-Habel Melkias Suwae diusung koalisi PDI-P dan Gerindra.
Pasangan Lukas Enembe-Klemen Tinal berhasil memenangi pilkada dengan mendapat 67,5 persen dukungan suara pemilih.
Melihat jejak pilkada sebelumnya dan dukungan mayoritas partai saat ini, di atas kertas koalisi besar KIM plus berpeluang besar kembali memenangi pilkada.
Terlebih Gerindra yang tadinya berkoalisi dengan PDI-P bergabung dengan koalisi besar KIM plus.
Baca juga: Benhur Tomi Mano dan Abisai Rollo Berjumpa di Stadion Mandala Jelang Laga Persipura kontra Persibo
Peta politik hasil Pemilu Legislatif 2024 menunjukkan, KIM plus cenderung menguasai wilayah-wilayah pemilihan di Papua.
Dari tujuh daerah pemilihan (dapil) yang diperebutkan, enam wilayah berhasil dikuasai oleh koalisi besar, terutama mesin politik Partai Golkar.

Pada Pemilu Legislatif 2024, Golkar berhasil memenangi DPR Papua dengan meraih 108.003 suara atau 16,5 persen dari total suara sah.
Perolehan suara Golkar diikuti oleh PDI-P (75.045 suara), Nasdem (73.726 suara), Demokrat (59.365 suara), dan PAN (45.046 suara).
Golkar menang di enam dapil, meliputi Dapil Papua 1 (Kota Jayapura), Dapil Papua 2 (Kota Jayapura), Dapil Papua 3 (Kabupaten Jayapura), Dapil Papua 4 (Kabupaten Keerom), Dapil Papua 5 (Kabupaten Sarmi dan Mamberamo Raya), dan Dapil Papua 6 (Kepulauan Yapen dan Waropen).
Sementara satu daerah pemilihan lainnya dimenangi PDI-P, yakni Dapil Papua 7 (Biak Numfor). (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.