Penjelasan KPU Kabupaten Mimika Terkait PSU TPS 01 Nawaripi Ricuh: Diduga Ada Mobilisasi Massa

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Marselinus Labu Lela

TRIBUN-PAPUA.COM, TIMIKA - Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pikada Mimika 2024 di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 001 Nawaripi ricuh. Kericuhan diduga adanya mobilisasi massa pasangan calon bupati dan cawabub Mimika.

Aksi saling lempar batu pun dilakukan oleh massa yang sebelumnya hendak menerobos masuk dalam TPS. Kericuhan tersebut membuat polisi sempat mengelurkan tembakan peringatan.

Baca juga: BREAKING NEWS: PSU Pilkada Mimika di TPS 01 Nawaripi Berujung Ricuh, Diduga Ada Mobilisasi Massa 

Kordiv Hukum KPU Mimika, Hironimus Kia Ruma mengatakan, KPU menduga ada mobilisasi massa sehingga kericuhan terjadi di PSU TPS 001 Nawaripi.

"Hari ini hampir semua titik empat TPS yang PSU ribut. Ini sangat disayangkan," kata Hironimus.

Lebih lanjut dia menjelaskan, KPU telah melakukan bimbingan teknis kepada petugas di TPS untuk mengakomodir warga sesuai Dafrar Pemilih Tetap (DPT).

"Jadi pemilih yang berhak melakukan pencoblosan itu harus terdaftar dalam DPT sesuai TPS," ungkapnya.

Menurut Hironimus, kejadian ini terpaksa penyelenggara Pilkada harus memberhentikan PSU untuk mencegah keributan susulan.

"Kami putuskan PSU TPS 001 Nawaripi ini dibagi ke empat RT untuk dicoblos masing-masing sesuai haknya," katanya.

Baca juga: Dua Warga Dilaporkan Luka saat Aksi Ricuh di PSU TPS 01 Nawaripi Kabupaten Mimika

Sementara itu, dilaporkan dua warga mengalami luka-luka saat Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pikada Mimika 2024 di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 001 Nawaripi, Sabtu (7/12/2024).

PSU ricuh diduga adanya mobilisasi massa guna pasangan calon bupati dan cawabub Mimika.

Kericuhan berawal ketika warga berdomisili di TPS 001 Nawaripi protes karena tidak kebagian surat undangan pencoblosan.

Baca juga: Cegah Kecurangan PSU Pilkada Mimika, 328 Surat Suara Sisa TPS 01 Kadun Jaya Dimusnahkan

Diduga surat undangan tersebut telah diberikan kepada pasangan tertentu untuk dilakukan mobilisasi massa.

Warga bahkan ditolak mencoblos di TPS yang merupakan domisili dan tercatatat sebagai Daftar Pemiih Tetap (DPT) sesuai KTP.

Aksi lembar batu pun terjadi antara dua kelompok yanh diduga kuat telah mabuk minuman keras.