ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Jenazah Mahasiswa Paniai

Nol Respons Pemda Paniai Jadi Sorotan Saat Mahasiswa Berjuang Pulangkan Jenazah

Kepada Tribun-Papua.com, Senin, (24/11/2025) Marinus Kudiai, Ketua Forum Badan Pengurus Koordinasi Wilayah Paniai

Tribun-Papua.com/narsum
MAHASISWA PANIAI - Mahasiswa asal Kabupaten Paniai yang menuntut ilmu di Kota Studi Manokwari menjalani perjuangan berat demi memulangkan jenazah rekan mereka, Onalince Bunai, ke kampung halaman. 
Ringkasan Berita:
  • Pemulangan Mandiri: Mahasiswa Paniai di Manokwari pulangkan jenazah rekan sendiri (Onalince Bunai) tanpa bantuan resmi.
  • Pemda Absen/Diam: Pemda Paniai dikritik keras karena tidak merespons dan dinilai "absen" saat musibah.
  • Perbandingan Negatif: Pemda Paniai dinilai gagal dan dibandingkan negatif dengan Pemda Dogiyai yang sigap.
  • Perjuangan Berat: Pemulangan jenazah melibatkan perjalanan panjang (laut dan darat) yang dilakukan secara swadaya.

 

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Yulianus Magai

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Mahasiswa asal Kabupaten Paniai, Provinsi Papua Tengah yang menuntut ilmu di Kota Studi Manokwari, Provinsi Papua Barat, menjalani perjuangan berat demi memulangkan jenazah rekan mereka, Onalince Bunai, ke kampung halaman. Aksi ini mendapatkan sorotan tajam karena Pemda Paniai dinilai absen,dalam membantu proses pemulangan. 

Kepada Tribun-Papua.com, Senin, (24/11/2025) Marinus Kudiai, Ketua Forum Badan Pengurus Koordinasi Wilayah Paniai Kota Studi Manokwari, mengungkapkan kekecewaan mereka terhadap pihak pemda yang tidak peka terhadap kondisi ini. 

“Kami telah berkoordinasi sejak Jumat dengan Pemda Paniai, namun tak kunjung ada respons. Saat duka seperti ini, kehadiran pemda sangat berarti bagi kami, bukan hanya soal biaya, tetapi dukungan moral dan logistik demi membawa pulang jenazah Onalince ke keluarganya.” ungkapnya.

Baca juga: Wafatnya Irene Sokoy Pukulan Berat Bagi Pemerintah, Bupati Bakal Tambah Lima Dokter Obgyn

Karena minimnya dukungan dari pemerintah kabupaten, mahasiswa akhirnya memutuskan melakukan pemulangan jenazah secara mandiri. Mereka mengorganisir perjalanan laut menggunakan Kapal Napan Wainame dari Manokwari menuju Wasior. Dari Wasior, jenazah kemudian diangkut melalui jalur darat menuju Nabire sebelum akhirnya tiba di Paniai. 

Perjalanan panjang ini memakan waktu dan tenaga, tetapi bagi mahasiswa dan keluarga, itu adalah upaya terakhir yang layak dilakukan demi menghormati Onalince.  

“Ini bukan sekadar urusan mahasiswa perantau. Ini tanggung jawab moral. Kami menilai Pemda Paniai telah gagal bertindak dalam momen krusial ini," katanya. 

Baca juga: Gol Tunggal Patrick Cruz Hentikan Tren Positif Enam Laga Persipura, Kendal Tornado Menang Kedua Kali

Dalam kritiknya, Marinus membandingkan sikap Pemda Paniai dengan pemerintah daerah lain. 

“Kami melihat contoh dari Pemda Dogiyai, yang selalu sigap memulangkan jenazah mahasiswa mereka saat terjadi musibah. Mengapa Pemda Paniai tak bisa melakukan hal yang sama?” 

Meski berada dalam kesedihan, Marinus menyampaikan terimakasih dan apresiasi tinggi kepada teman-teman mahasiswa, mama-mama pendoa, serta semua pihak yang telah membantu dalam pemulangan jenazah. 

Baca juga: Tokoh Papua Apresiasi Prabowo Hadirkan Perubahan di Bidang HAM 

“Semoga perjuangan ini menjadi pengingat bahwa solidaritas dan tanggung jawab tidak boleh hilang,” ujarnya.(*)

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved