OPM
Reaksi Tokoh Muda Papua, Ali Kabiay Terkait Tertangkapnya Dua Pemasok Senjata Api Untuk OPM
Kepolisian Federal Australia dan Pemerintah Australia serius mendukung kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Penulis: Calvin Louis Erari | Editor: M Choiruman
Laporan Wartawan Tribun-Papuatengah.com, Calvin Louis Erari
TRIBUN-PAPUA.COM, NABIRE - Dua pemasok senjata api (Senpi) yang diduga untuk Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) di Papua, ditangkap Kepolisian Australia, Sabtu (13/9/2025).
Penangkapan tersebut merupakan buah dari investigasi yang dilakukan selama dua tahun oleh Counter Terrorism Team (QLD JCTT)- made up of AFP, Queensland Police Service, and Australian Security Intelligence Organisation members-and New Zealand Police.
Baca juga: TPNPB-OPM Ancam Bakar Gedung DPR, MRP Karena Tidak Berpihak Kepada Rakyat
Kabar tersebut langsung memantik reaksi tokoh pemuda Papua, sekaligus Sekjen Dewan Pimpinan Pusat Barisan Merah Putih (BMP) Papua, Ali Kabiay.
Pria yang akrab disapa Ali ini mengatakan, sangat berterima kasih kepada pihak Kepolisian Federal Australia, yang mengungkap dan menangkap mereka dua warga tersebut.
"Kepolisian Federal Australia dan Pemerintah Australia serius mendukung kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Ali kepada Tribun-Papuatengah.com, di Nabire, Sabtu, (13/9/2025) malam.
Selain itu, lanjut dia, pihaknya meminta tudingan yang disampaikan Sebby Sambom terkait penangkapan yang dilakukan ini adalah tidak benar dan pembohongan publik agar dihentikan.
"Kepada advokasi Internasional agar tidak menggubris apa yang dikatakan Sebby Sambom, karena dia hanya mau melihat Papua kacau," tegasnya.
Baca juga: OPM Klaim Tembak Prajurit dan Tangkap Seorang Intel di Yahukimo Papua Pegunungan
Ali juga menjelaskan, pada Februari 2025, Sebby Sambom, sempat berkoordinasi dan berkomunikasi dengan dua wartawan salah stau media baru dari Sydney, Australia.
Kemudian dua orang itu juga, diberi akses dan izin oleh Sebby Sambom untuk, bertemu kelompok TPNPB-OPM di Papua Pegunungan.
"Kami dapat informasi ada dugaan mereka mentracking lokasi untuk menyelundupkan senjata api kepada kelompok separatis Papua agar, digunakan untuk membunuh warga sipil, dan aparat keamanan," jelasnya.
Baca juga: OPM Desak Presiden Prabowo Hentikan Operasi Militer di Permukiman Warga Sipil Intan Jaya
Ali berharap, Kepolisian Federal Australia, dapat memanggil kedua wartawan itu, untuk menanyakan apa yang dilakukan mereka saat itu di pegunungan Papua.
"Karena mereka ada keterkaitan dengan Sebby Sambom, dan dua orang yang saat ini telah ditangkap oleh kepolisian Federal Australia untuk mensuport gerakan separatis di Bumi Cenderawasih," pungkasnya.
Organisasi Papua Merdeka (OPM) adalah sebuah nama umum yang merujuk pada gerakan separatis di Papua yang bertujuan untuk memisahkan diri dari Indonesia dan mendirikan negara merdeka.
Baca juga: TNI dan Warga Pegubin Bangun 3 Jembatan yang Dirusak Oleh OPM
Gerakan ini memiliki elemen militer bersenjata, yang seringkali disebut Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) oleh pemerintah Indonesia, dan juga elemen non-kekerasan atau politik.
Latar belakang berdirinya OPM sangat kompleks dan terkait erat dengan sejarah integrasi Papua ke dalam Republik Indonesia.
Era Kolonial Belanda: Sebelum integrasi, Belanda menjalankan program "Papua Merdeka" yang bertujuan untuk memberikan kemerdekaan kepada wilayah tersebut secara terpisah dari Indonesia.
Baca juga: Rumah Bupati Puncak Dibakar OPM, Sebby Sambom: Militer Indonesia Setop Menggunakan Fasilitas Sipil
Perjanjian New York (1962): Perjanjian ini mengatur penyerahan Papua (saat itu Irian Barat) dari Belanda ke Indonesia melalui mediasi PBB, dengan syarat adanya "Penentuan Pendapat Rakyat" (Pepera) di masa depan.
Pepera 1969: Proses Pepera ini, yang diawasi oleh PBB, dianggap kontroversial oleh sebagian pihak. Hasilnya, Papua memilih untuk bergabung dengan Indonesia.
Namun, banyak pihak di Papua yang menganggap Pepera ini tidak sah karena dianggap tidak melibatkan seluruh rakyat Papua secara bebas dan demokratis.
Baca juga: OPM Bakar Rumah Bupati Puncak Papua Sebab Dijadikan Pos Militer
Pendirian OPM: Ketidakpuasan terhadap hasil Pepera inilah yang menjadi salah satu pemicu utama berdirinya OPM pada tahun 1965.
Ideologi utama OPM adalah nasionalisme Papua, yang didasarkan pada keyakinan bahwa Papua memiliki identitas budaya dan historis yang berbeda dari Indonesia.
Dalam perjuangannya, OPM menggunakan berbagai metode, baik secara politik maupun bersenjata.
Baca juga: OPM Tebar Teror di Wamena, Egianus Kogoya 5 Kali Beraksi di Wilayah Jayawijaya Sejak Januari 2025
Pemerintah Indonesia secara resmi menganggap OPM sebagai organisasi separatis ilegal dan seringkali menyebut kelompok bersenjatanya sebagai Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Konflik antara OPM dan aparat keamanan Indonesia terus berlanjut hingga saat ini, dan upaya penyelesaiannya menjadi salah satu isu paling kompleks di Indonesia. (*)
Tribun-Papua.com
TPNPB-OPM
Organisasi Papua Merdeka (OPM)
Ali Kabiay
Senjata Api
pemasok senjata api
Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB)
Kepolisian Australia
Sebby Sambom
Bumi Cenderawasih
TNI Tembak Mati Petinggi OPM Wilayah Intan Jaya |
![]() |
---|
Aparat Puncak Jaya Tangkap OPM Pembunuh Sertu La Afiudin |
![]() |
---|
Satgas Damai Cartenz Tangkap DPO OPM Orang Kepercayaan Egianus Kogoya |
![]() |
---|
Kembali Menebar Teror di Paniai, Satgas Damai Cartenz 2024 Kecam Tindakan Keji OPM |
![]() |
---|
Ini Sosok Lupa Waker, Gerbong OPM Wilayah Puncak Pembakar Alat Berat Milik PT Unggul |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.