ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

penyakit paru di Jayawijaya

Dokter Paru di Jayawijaya Sebut Kasus TBC Meningkat, Ruang Isolasi Penuh

"Kami mengalami overload pasien. Setiap hari ada dua sampai tiga pasien baru, belum termasuk pasien lama yang masih

Tribun-Papua.com/Noel Iman Untung Wenda
TBC DI WAMENA - Dr. Regen Kulibu, Sp.P, dokter spesialis paru yang bertugas di Jayawijaya, Kamis, (16/10/2025). Ia mengatakan kasus TBC meningkat dan sebagian besar sudah kebal obat. 

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Noel Iman Untung Wenda

TRIBUN-PAPUA.COM, WAMENA - Kasus Tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan terus meningkat dan kini mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Rumah sakit setempat dilaporkan mengalami kelebihan pasien, bahkan ruang isolasi khusus TBC selalu penuh setiap hari.

Dr.Regen Kulibu,Sp.P, dokter spesialis paru yang bertugas di Jayawijaya menyebut setiap hari muncul dua hingga tiga pasien TBC di RSUD, selama beberapa bulan terakhir.

Baca juga: Pangan Lokal di Sarmi Tidak Lagi Menjadi Komoditas Dominan

"Kami mengalami overload pasien. Setiap hari ada dua sampai tiga pasien baru, belum termasuk pasien lama yang masih dirawat dan mereka yang kontrol di poli. Ruangan isolasi TBC kami hampir selalu penuh,” kata dr. Regen di Wamena, Kamis, (16/10/2025).

Peningkatan kasus paling banyak ditemukan di wilayah Distrik Mapua. Namun, lonjakan ini juga terjadi di beberapa distrik lain. Yang lebih mengkhawatirkan, kata dr. Regen, bukan hanya TBC biasa, tetapi juga kasus TBC kebal obat atau TBC MDR (Multi Drug Resistant) yang kini semakin banyak ditemukan.

Baca juga: Warga Keerom Padati Pasar Murah Golkar Demi Ribuan Paket Sembako Subsidi

“TBC MDR ini sangat berbahaya karena tingkat kematiannya tinggi. Dalam satu minggu, rata-rata kami temukan satu hingga dua pasien baru dengan TBC MDR,” ungkapnya.

Karena keterbatasan ruang isolasi, pasien TBC MDR bahkan harus menunggu giliran perawatan. “Kami hanya punya dua tempat tidur untuk TBC MDR, satu untuk laki-laki dan satu untuk perempuan. Kadang ada daftar antrean pasien yang menunggu masuk,” ujarnya.

Baca juga: GPM Mewarnai Peringatan Hari Pangan Sedunia di Kabupaten Sarmi

Penularan Cepat di Honai dan Lingkungan Padat

Dr. Regen menjelaskan, cepatnya penularan TBC di Jayawijaya juga dipengaruhi oleh kebiasaan masyarakat yang tinggal bersama dalam satu honai dengan sirkulasi udara yang tertutup.

“Dalam satu honai bisa ada sepuluh orang. Kalau satu orang terinfeksi, maka sangat mudah menular ke yang lain. Penularan TBC terjadi lewat udara saat orang yang sakit batuk, bersin, atau berbicara,” katanya.

Baca juga: Pencuri di Biak Didominasi Pelaku yang Ingin Bertahan Hidup

Pentingnya Deteksi Dini dan Peran Puskesmas

Untuk mengendalikan wabah ini, dr. Regen menekankan pentingnya deteksi dini (screening) di tingkat puskesmas. “Screening bukan hanya tugas rumah sakit, tapi harus dilakukan di puskesmas. Jika ditemukan gejala TBC, segera diobati agar tidak menular,” tegasnya.

Ia juga menyerukan dukungan pemerintah daerah dalam memperkuat layanan puskesmas, terutama dengan menambah tenaga kesehatan terlatih dalam penanganan TBC.

Baca juga: Aksi Massa Ricuh di Jayapura: Mobil Polri dan PDAM KIota Dibakar, Tiga Orang Terluka

"Masalah TBC bukan hanya tanggung jawab tenaga medis. Ini harus ditangani bersama — antara pemerintah daerah, dinas kesehatan, rumah sakit, dan masyarakat,” ujarnya.

Butuh Dukungan Serius Pemerintah Daerah

Sumber: Tribun Papua
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved