ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Sosok

Kisah Soedanto Dokter Seribu Rupiah, 46 Tahun Mengabdi di Papua

FX Soedanto akrab disapa Dokter Seribu Rupiah di Papua karena tiap kali merawat pasiennya Soedanto memasang biaya yang sangat terjankau

Penulis: Calvin Louis Erari | Editor: Gratianus Silas Anderson Abaa
Tribun-Papua.com/ Calvin
Dokter Seribu Rupiah, Fransiskus Xaverius Soedanto, saat diwawancarai di ruang prakteknya oleh Tribun-Papua.com di Jayapura, Papua, Jumat (21/1/2022). 

Setelah mengabdi di Asmat, Soedanto pindah ke Kota Jayapura pada 1982.

Rumah Sakit Jiwa Abepura menjadi tempatnya melayani pasien hingga pensiun pada 2013.

Namun, ketulusannya dalam melayani pengobatan masyarakat tidak pernah padam.

Baca juga: Mobilnya Dikeroyok 7 Pemotor, Dokter Ini Selamat Berkat Suara Sirine Ambulans

Alhasil, Apotek Rahmat di Jalan Ayapo Nomor 11 Abepura, Kota Jayapura, dibuka untuk menunjang pelayanan kesehatan bagi warga Kota Jayapura.

"Apotek saya ini sudah 40 tahun. Waktu membuka praktek saat itu, rata-rata yang datang masyarakat kelas bawah, seperti pekerja bangunan, dan lain sebagainya," jelasnya.

Kata dia, di tahun itu, harga pemeriksaan diberikan bagi masyarakat cukup murah.

"Sejak 1982 hingga 1985 biayanya Rp 500. Kemudian, saya lupa di tahun berapa itu naik menjadi Rp 2.000. Saya lupa karena sudah lama sekali. Sampai baru-baru ini sudah Rp 5.000,” katanya.

Baca juga: 1 Tahun Kematian Calon Dokter di Papua, Keluarga Tuntut Keadilan: Oknum Masih Aktif Praktek

Biaya pengobatan naik lantaran masyarakat saat ini sudah cukup memiliki pendapatan yang baik, dan kebutuhan keluarganya juga semakin meningkat.

"Dulu anak baru satu, kebutuhan juga masih sedikit. Tapi lama-lama anak bertambah, yah kebutuhan hidup tambah naik, seperti ongkos sekolah dan lain sebagainya, makanya baru-baru ini naik Rp 5.000," ujarnya.

Namun, menurut Soedanto, walau harga pemeriksaannya bertambah beberapa ribu, pasien yang datang ke tempat prakteknya terus meningkat.

"Setiap hari itu banyak pasien. Rata-rata 200 pasien saya periksa,” jelasnya.

Mulai pukul 9.00 WIT, sudah banyak pasien antre.

Baca juga: 4 Manfaat Cengkeh pada Bahan Masakan, Bisa Awetkan hingga Hilangkan Bau Amis Jeroan

“Jadi saya harus periksa satu per satu sampai kadang saya pulang pukul 15.00 – 16.00 WIT. Tapi itupun masih ada yang datang,” terangnya.

Dengan kondisi tubuh yang kini semakin menua, Soadanto mengaku terkadang dirinya merasa lelah,

"Tapi mau bagaimana, untuk masyarakat, saya harus tetap melaksanakan kewajiban saya sebagai dokter," pungkasnya.

Hingga saat ini, genap sudah 40 tahun Soedanto memberikan pelayanan kesehatan di Negeri Matahari Terbit, Port Numbay. (*)

Sumber: Tribun Papua
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved