ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Pemilu 2024

PEMILU 2024: Sistem Noken Dinilai Sangat Tidak Demokratis!

secara prinsip Noken merupakan simbol budaya yang mengikat orang Papua, sehingga tidak dapat dijadikan sebagai penentu dalam konteks politik.

Editor: Gratianus Silas Anderson Abaa
Bawaslu.go.id
Pemilu Sistem Noken di Papua 

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA – Akademi Universitas Cenderawasih Papua, Ave Lefaan, menilai bahwa Sistem Noken dalam Pemilihan Umum (Pemilu) sangat tidak demokratis.

Pasalnya, Sistem Noken tidak memenuhi prinsip-prinsip Pemilu.

Diketahui, terhadap beberapa prinsip Pemilu, di antaranya mandiri, jujur, adil, berkepastian hukum, tertib, terbuka, proporsional, profesional, akuntabel, efektif, dan efisien.

Ini tertuang dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.

“Kenapa tidak demokratis, sebab tidak memenuhi prinsip-prinsip yang ada dalam sistem pemilihan umum. Serta prinsip dari noken itu sendiri," ujar Ave Lefaan saat ditemui di Abepura, Kamis (25/5/2023).

Baca juga: Ave Lefaan: Sistem Noken Hilangkan Unsur-unsur Pemilu

Menurut Guru Besar Bidang Sosiologi Pedesaan ini, secara prinsip Noken merupakan simbol-simbol budaya yang mengikat orang Papua.

Oleh sebab itu tidak dapat dijadikan sistem sebagai penentu kompetisi terutama pada konteks politik.

"Apabila Noken dijadikan sistem pada demokrasi, maka unsur yang terkandung di dalamnya akan hilang.

"Karena sistem Noken inikan ditentukan langsung oleh kepala suku, disitulah pemilu tidak demokrasi karena hak pemilih ditentukan berdasakarkan keputusan orang orang tertentu," sambung Ave.

Baca juga: Prabowo atau Ganjar, Publik Bergantung pada Jokowi

Dikatakan Ave, Noken bisa, berpartisipasi pada proses demokrasi, tetapi bukan sistemnya, namun hanya sebagai alat pengganti Kotak Suara.

"Karena noken sebagai bagian dari eksistensi atau harga diri orang papua. Namun apabila Noken dijadikan sistem pemilu, maka menghilangkan unsur dasar dari pesta demokrasi itu sendiri," ungkapnya.

Diapun menyatakan noken merupakan visi budaya, oleh sebab itu sistem noken tidak dapat dijadikan tolak ukur, kesuksean pemilu.

"Sebab prinsip dasar pemilu tidak terkandung didalam unsur unsur yang ada pada Noken itu sendiri."

"Hubungan orang Papua dengan Noken, merupakan hubungan budaya, artinya eksistensi orang Papua dapat dilihat dari noken itu sendiri, oleh sebab itu noken tidak dapat dijadikan sistem pada pesta demokrasi," tambah Ave.

Ave menambahkan sistem noken tidak dapat dilihat sebagai Konteks Politik, sebab hal itu akan menghilangkan ciri khas dari Noken itu sendiri.

"Pada prinsipnya sistem noken, menjadi Pemilu yang tidak demokratis, karena telah menghilangkan unsur dasar dari peroses pemilu," tandasnya. (*)

 

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved