ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Bencana Kelaparan di Kabupaten Puncak

Kelaparan di Puncak, Musibah yang Sering Terulang: Tak Ada Antisipasi Dini dari Pemerintah?

Korban meninggal akibat kekeringan itu yakni Yenis Telenggen (38), Yemina Murib (42), Ater Tabuni (46), Tenus Murib (46), Tera Murib (39) dan bayi.

Editor: Roy Ratumakin
Humas Kementerian Sosial
Pelaksana Tugas Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kementerian Sosial Adrianus Alla bersama timnya memberikan bantuan makanan bagi masyarakat yang terdampak bencana kekeringan di Distrik Sinak, Kabupaten Puncak, Papua Tengah, Rabu (27/7/2023). Jumlah warga yang mengalami musibah kelaparan di Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi mencapai 7.500 orang. 

"Diperkirakan musim kemarau terjadi hingga September ini. Intensitas hujan rendah, suhu panas dan pada malam hari suhu udara turun hingga di bawah 10 derajat celsius," kata Kepala Stasiun Klimatologi Jayapura Sulaiman di Jayapura, Jumat (28/7/2023).

Sulaiman menyebut, bencana kekeringan itu merupakan dampak dari Badai El Nino.

Baca juga: Dampak Kekeringan Masuk Lintasan KKB di Papua Tengah, 7.500 Warga Butuh Bantuan

Setiap Tahun Dianggaran Rp 2 Miliar

Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupatan Puncak buka suara soal anggaran yang disiapkan dalam menghadapi bencana kekeringan.

Bupati Puncak, Willem Wandik mengatakan, pihaknya setiap tahun menganggarkan sebesar Rp 2 miliar untuk mengatasi bencana tersebut.

"Bencana ini setiap tahun kami alami pada bulan Juni, Juli dan Agustus dan rutin setiap tahun di Puncak,” kata Wilem Wandik kepada Tribun-Papua.com, Senin (31/7/2023).

Menurut Bupati Willem, anggaran Rp 2 miliar yang digelontorkan oleh pemerintah digunakan untuk pemulihan bencana kekeringan yang selama ini terjadi.

 

 

"Rp 2 miliar ini dianggarkan pascapemulihan selama 6 bulan karena hasil tanaman masyarakat mati dan busuk. Ini juga untuk menekan angka kematian," tuturnya.

Menurutnya, hingga saat ini, pascabencana kelaparan sudah ada 6 warganya meninggal dunia dikarenakan akses ke lokasi sangat sulit dijangkau dengan jalan kaki.

Satu-satunya transportasi adalah pesawat untuk antar bahan makanan.

"6 warga telah meninggal dunia akibat bencana kelaparan ini. Bama dan logistik juga terus didatangkan sehingga masalah ini pelan-pelan sudah di atasi,” ungkapnya.

Wilem menyebut, akibat bencana itu banyak warga terkena penyakit muntaber namun saat ini sudah ada tim medis menangani warga terkena dampak.

"Penyakit yang muncul saat ini sudah di atasi, sudah ada tim medis baik dokter dan perawat," pungkasnya.

Baca juga: Bantuan Akhirnya Tiba di Lokasi Kekeringan Puncak, Polisi Sebut Warga Ikut Menjaga Datangnya Pesawat

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved