ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Info Kabupaten Nabire

Warga Lagari Nabire Mengeluhkan Dampak Limbah Tambang Perusahaan, Pemerintah Segera Turun Lapangan

DLH Provinsi Papua Tengah, serta OPD terkait melakukan rapat untuk membahas apa yang dialami warga Lagari.

Tribun-Papua.com/Tangkapan Layar
LIMBAH TAMBANG - Wakil Bupati Nabire, Burhanuddin Pawennari (kanan) saat didampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Nabire, Arfan Natan Palumpun (kiri) membahas dampak limbah tambang perusahaan di Nabire. 

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Calvin Louis Erari

TRIBUN-PAPUA.COM, NABIRE - Pemeritah Kabupaten Nabire sengera mengecek keluhan warga atas dugaan dampak limbah tambang di Kampung Biha, Lagari, Distrik Makimi, Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah.

Wakil Bupati Nabire, Burhanuddin Pawennari, menyebut pihak yang bersuara terkait dugaan limbah ini merupakan warga Nabire, sehingga pemerintah daerah langsung merespons.

"Jadi, nanti kami bersama Dinas Lingkungan Hidup, Bappeda, turun dan cek secara langsung di sana terkait apa yang menjadi keluhan warga kita," kata Burhanuddin kepada awak media termasuk Tribun-Papua.com di Nabire, Kamis (17/4/2015).

Ia juga menyinggung berkaitan dengan izin tambang, itu bukan ranahnya pemerintah daerah.

"Soal izin pertambangan itu ada di provinsi," ujarnya.

Baca juga: UPDATE Korban KKB Papua: 16 Jenazah Pendulang Emas di Yahukimo Diserahkan ke Pihak Keluarga

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Nabire, Arfan Natan Palumpun menambahkan, dalam waktu dekat, pihaknya bersama DLH Provinsi Papua Tengah, serta OPD terkait melakukan rapat untuk membahas apa yang dialami warga Lagari.

"Nanti setelah itu, baru kita membentuk tim, lalu kami turun dan cek," kata Arfan.

Tim yang dibentuk nanti akan melakukan wawancara secara langsung kepada warga yang terdampak.

Lalu, mengambil sampel air dari lokasi-lokasi yang menurut warga terkena dampak.

"Setelah itu, sampelnya kita kirim ke Labkesda," tandasnya.

Sebelumnya, sekelompok warga di Kampung Biha telah mengeluh lantaran hasil pertanian mereka rusak akibat adanya dugaan limbah tambang.

Seperti yang disampaikan Ngadnu, satu dari sekian petani di Kampung Biha bahwa, sejak aktivitas penambangan emas beroperasi di Kali Musairo, para petani selalu dirundung masalah.

Sebabnya, saluran irigasi ke sawah mereka tersumbat lumpur hingga mengakibatkan hasil panen menurun drastis.

Baca juga: Hutan Papua Tengah Dibabat, Tambang Ilegal Ancam Ekosistem: Pemerintah Harus Segera Bertindak

"Kami petani memohon solusi," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved