Aksi Massa di Jayapura
Jurnalis Tribun Papua Alami Kekerasan oleh Polisi saat Liput Demo di Jayapura, Kartu Pers Diabaikan
Yulianus mengaku saat kejadian itu dicegat oleh salah seorang polisi berpakaian preman di depan gapura Uncen.
Penulis: Putri Nurjannah Kurita | Editor: Paul Manahara Tambunan
Sementara itu, Kapolresta Jayapura Kombes Pol Fredrickus W A Maclarimboen mohon maaf atas kejadian tersebut.
Menurut Fredrickus, hal itu terjadi demi mengamankan situasi di lapangan.
"Saya minta maaf ini dilakukan untuk mengamankan situasi," katanya.
Kericuhan sempat meletus setelah terjadi pelemparan batu, lalu polisi melepaskan gas air mata ke arah massa di area gapura kampus Uncen.
Massa pun terpaksa membubarkan diri.
Koordinator ditangkap, kericuhan meletus
Adapun Solidaritas Mahasiswa Peduli Uncen menggelar aksi demonstrasi memperingati 63 tahun Roma Agreement.
Ada 14 mobil polisi disiagakan di lokasi.
Massa aksi mulai berorasi sekitar pukul 07.30 WIT di depan Gapura Uncen.
Negosiasi sempat berlangsung tegang setelah aparat membatasi waktu aksi hanya sampai pukul 10.00 WIT.
Namun, suasana memanas ketika aparat menahan Derki Uropmabin salah satu koordinator lapangan (korlap).
Dalam proses negosiasi, mahasiswa mengaku sempat mendapat perlakuan kasar.
Baca juga: BREAKING NEWS: Mahasiswa Uncen Desak Jakarta Hentikan Investasi dan Militerisme di Papua
Mereka menyebut aparat melakukan pemukulan terhadap negosiator.
Situasi semakin ricuh hingga terjadi bentrokan antara massa aksi dan aparat kepolisian.
Polisi kemudian menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa.
Massa aksi sempat meminta agar diarahkan menuju Abepura, tetapi permintaan tersebut tidak disetujui aparat.
Hingga berita ini tayang, polisi masih berjaga di depan Gapura Uncen.
Sementara massa aksi mundur hingga ke area depan Fakultas FIK Universitas Cenderawasih. (*)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.