Opini
Rekonsiliasi dan Harmonisasi : Merajut Persatuan dan Persaudaraan di Tengah Perbedaan Seusai Pilkada
Rekonsiliasi menjadi langkah penting untuk memastikan harmoni sosial tetap terjaga dan pembangunan daerah dapat berjalan dengan lancar.
Selain itu, kurangnya komitmen dari elit politik juga menjadi hambatan signifikan dalam proses rekonsiliasi. Ada kalanya kandidat atau tim sukses enggan mengakui kekalahan secara terbuka atau bahkan mendukung tindakan yang mengarah pada konflik.
Baca juga: Luruskan Pernyataan Kuasa Hukum Paslon No 2 Soal Laporan Gakkumdu, Ini Penjelasan Bawaslu Sarmi
Di sisi masyarakat, proses rekonsiliasi juga sering kali terbentur oleh kurangnya kesadaran untuk kembali bersatu setelah terlibat dalam perpecahan selama masa kampanye.
Masyarakat cenderung mempertahankan sekat-sekat yang terbentuk akibat perbedaan pilihan politik, sehingga proses merajut harmoni memerlukan waktu yang lebih panjang.
Tidak hanya itu, faktor budaya juga dapat mempengaruhi, terutama di wilayah di mana loyalitas terhadap kelompok tertentu sangat kuat, sehingga membuat upaya mendamaikan perbedaan menjadi lebih kompleks.
Oleh karena itu, rekonsiliasi membutuhkan pendekatan yang inklusif, komitmen yang kuat dari semua pihak, dan program-program yang dapat mempertemukan masyarakat secara fisik maupun emosional. Hanya dengan cara ini, rekonsiliasi dapat berjalan efektif dan menciptakan harmonisasi yang berkelanjutan.
Baca juga: Pastikan Penyaluran BBM Tepat Sasaran, BPH Migas-Pemprov Papua Pegunungan Teken PKS
Himbauan dan Harapan
Mari kita jadikan pasca-Pilkada sebagai momentum untuk kembali memperkuat persatuan dan kebersamaan di tengah masyarakat.
Perbedaan pilihan politik adalah hal yang wajar dalam demokrasi, tetapi tidak seharusnya menjadi alasan untuk menciptakan jarak atau permusuhan.
Semua elemen masyarakat, mulai dari individu, komunitas, hingga para pemimpin memiliki peran penting dalam merajut kembali harmoni sosial.
Baca juga: Benhur Tomi Mano dan Yermias Bisai Unggul di Kabupaten Keerom
Dengan saling menghormati, berdialog secara terbuka, dan berkolaborasi dalam kegiatan-kegiatan yang positif, kita dapat menghapus sekat-sekat yang sempat terbentuk selama proses politik.
Harapannya, hasil Pilkada tidak hanya membawa pemimpin baru, tetapi juga menguatkan rasa kebersamaan sebagai modal utama untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi daerah kita.
Inilah saatnya kita bersatu untuk memastikan bahwa demokrasi benar-benar membawa manfaat bagi seluruh masyarakat, tanpa terkecuali.
Baca juga: Warga Jayawijaya Antusias Serbu Pasar Murah di Halaman Gedung Otonom
Pesan moral dari pasca-Pilkada adalah pentingnya menjunjung tinggi persatuan dan persaudaraan di atas perbedaan. Pilkada hanyalah sebuah proses, sementara tujuan akhirnya adalah kemaslahatan bersama. Dengan merajut harmoni, kita menunjukkan bahwa demokrasi tidak hanya soal memilih pemimpin, tetapi juga membangun kebersamaan demi masa depan demokrasi yang lebih baik.(**)
Dari Kabupaten Sarmi Negri 1000 Ombak
Saya Victor Ruwayari Sampaikan Salam Demokrasi.
Bibit Rumput Laut Berkualitas Dukung Ekonomi Biru di Papua |
![]() |
---|
Jayapura Beraksi Wujudkan Lingkungan Bebas Malaria |
![]() |
---|
Penguatan Lembaga Pelopor Pendidikan di Papua |
![]() |
---|
Semua Memilih Diam Saat Rakyat Dipaksa Membeli BBM Mahal Tanpa Solusi |
![]() |
---|
Memaksimalkan Tata Letak Kota Wamena Dengan Bangunan Bertingkat Untuk Efisiensi Lahan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.