ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Nabire

Direktur RSUD Nabire Ungkap Sejumlah Kendala Pelayanan Saat Rakor Bersama BP3OK 

Dengan adanya Provinsi Papua Tengah, dan Nabire sebagai ibu kota provinsi, sehingga rumah sakit ini mau tidak mau, tetap melakukan pelayanan untuk d

Tribun-Papua.com/Calvin Louis Erari
Direktur RSUD Nabire, Frans F.C.Sayori bersama, Sekda Nabire, Pieter Erari, saat memberi keterangan usai pertemuan mereka dengan BP3OKP Papua Tengah 

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Calvin Louis Erari 

TRIBUN-PAPUA.COM, NABIRE - Pemkab Nabire, Direktur RSUD dan Badan Pengarah Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua (BP3OKP) menggelar rapat koordinasi (Rakor) luntuk membahas tentang kebijakan dalam otsus serta pelayanan dasar kesehatan kepada masyarakat. 

Direktur RSUD Nabire, Frans F.C.Sayori mengatakan, selama ini rumah sakit pemerintah itu tidak saja melayani masyarakat delapan kabupaten di Papua Tengah sebab mereka juga mendapat rujukkan pasien dari kabupaten di luar provinsi tersebut. 

Baca juga: Operasi Saraf Pasien dalam Kondisi Sadar Hadir di RSUD Jayapura, Begini Penjelasan Dokter Papua

"Dengan adanya Provinsi Papua Tengah, dan Nabire sebagai ibu kota provinsi, sehingga rumah sakit ini mau tidak mau, tetap melakukan pelayanan untuk delapan hingga sebelas kabupaten," jelas Frans kepada Tribun-Papua.com, Jumat, (17/1/2025). 

Dalam rakor ini, mereka juga membahas tentang kendala yang dialami saat pengadaan obat-obatan. Manajemen RSUD telah menggunakan sistem e-catalog namun perusahaan-perusahaan obat lambat mengirim lantaran mereka tidak hanya menangani untuk Kabupaten Nabire. 

"Saat ini rumah sakit memiliki 25 dokter spesialis, tentunya perlu adanya pengadaan obat yang bertambah. Namun mengenai waktu pengiriman obat yang lama begitu lama, hingga memakan waktu bisa mencapai satu maupun dua minggu, bahkan satu bulan, baru tiba di Nabire," katanya. 

Baca juga: Pemain Deltras Masih di Rumah Sakit, Dihantui Trauma Pasca-bentrok Melawan Deltras FC

"Jadi inilah yang menjadi kendala. Tetapi ini bukan semua obat, namun ada item-item obat tertentu, tapi bahasa di luar, masyarakat mengeluh, obat kurang, dan kurang,". 

"Kalau obat semua kurang, tadi tegas saya sampaikan dalam rapat, lebih baik saya tutup pagar rumah sakit saja, karena perlu diingat bahwa, Nabire ini hanya memiliki satu rumah sakit, tidak seperti di Biak atau Jayapura dan lain sebagainya, yang mempunyai rumah sakit lain," ujarnya. 

Pada pertemuan itu, Frans bilang, dia telah menyampaikan agar ke depan, perlu ada apotek khusus untuk orang asli Papua. 

Baca juga: Iman Djuniawal Sebut Sinergi BUMDes Dorong Suksesnya Program Makan Bergizi Gratis di Kabupaten Sarmi

Selaku Direktur RSUD Nabire, Frans mengakui, sampai saat ini masih ada kekurangan-kekurangan di rumah sakit tersebut, karena itu semua masih dalam proses pembenahan. 

Sementara mengenai perhatian pemerintah daerah, Frans bilang luar biasa, karena betul-betul membekap pagu dana, yang disiapkan untuk penyediaan obat, dan itu dilakukan dari tahun ke tahun agar, tidak lagi terjadi kekurangan-kekurangan obat. 

Lalu terkait sistem tata kelola manajemen, lanjut Frans, tahun ini sudah berjalan, dan itu dibekap oleh Pemkab Nabire, dengan nama, sistem informasi manajemen rumah sakit. 

Baca juga: Hotel Horison Kotaraja Tawarkan Promo Paket Kamar untuk Rayakan Imlek

"Nah, dengan aplikasi ini sudah dapat mempermudah kita untuk mengatasi persoalan yang terjadi seperti, stok obat untuk dapat diketahui dengan cepat, dan diatasi, untuk itu saya yakin kedepan, rumah sakit ini akan memberikan pelayanan yang lebih baik lagi," pungkasnya. 

Sementara, Sekda Kabupaten Nabire, Pieter Erari menambahkan, dalam tiga tahun ini, mereka begitu serius dan berkomitmen untuk melihat apa yang terjadi di RSUD ini. 

Bahkan kata Piter, tindakan disiplin, serta pengelolaan maupun penataan, juga sudah dilaksanakan. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved