ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Bumil meninggal

RS Dian Harapan Bantah Tolak Pasien Rujukan RSUD Yowari, Ungkap Kronologis Lengkap

Pihak rumah sakit menyampaikan bahwa sejak awal mereka telah memberikan edukasi mengenai kondisi layanan,

Tribun-Papua.com/Noel Wenda
RS DIAN HARAPAN - Tangkapan layar surat klarifikasi RS Dian Harapan yang disebarkan sebagai bentuk klarifikasi, Kamis, (20/11/2025). Ini merupakan tindaklanjut terkait informasi seorang ibu hamil yang meninggal dunia karena oleh keluarga, disebut pihak rumah sakit menolaknya. 

Keluhan Keluarga: Rujukan Berulang yang Berujung Tragedi

Di sisi lain, keluarga pasien menyampaikan versi berbeda. Menurut penuturan keluarga, Irene mulai merasakan sakit hebat sekitar pukul 03.00 WIT di Kampung Kensio. Setelah dibawa ke RS Yowari, ia disebut dirujuk ke RS Abepura namun tak mendapat pelayanan.

Keluarga kemudian menuju RS Dian Harapan, tetapi mengaku kembali tidak dilayani. Upaya terakhir dilakukan ke RS Bhayangkara, namun kamar penuh. Ruang VIP tersedia dengan biaya masuk Rp4 juta, sementara operasi disebut membutuhkan dana Rp8 juta. Keluarga tak memiliki biaya tersebut.

Irene kemudian dirujuk ke RSUD Dok II, namun meninggal dalam perjalanan bersama bayi yang belum sempat diselamatkan.

Baca juga: 103.000 Warga Papua Mengungsi, Penyintas Perempuan Bertahan Hidup di Bawah Tekanan Militer 

Akademisi Uncen: “Ini Peristiwa Luar Biasa, Dua Nyawa Hilang”

Dosen Universitas Cenderawasih, Fredy Sokoy, yang mewakili keluarga korban, mengecam keras kejadian ini.

“Ini sangat miris. Di tengah kota dengan fasilitas lengkap, rujukan berulang-ulang tapi semua buntu,” tegasnya melalui keterangan tertulis, Kamis (20/11/2025).

Menurutnya, semboyan “keselamatan di atas segalanya” seolah tidak berlaku dalam kasus ini.

Baca juga: Polisi Cekal Aktor Tindak Kriminal Berantai yang Meresahkan di Nabire

“Dua nyawa orang Papua sama berharganya dengan seratus nyawa. Beginikah nasib rakyatku, mati karena alasan sederhana seperti ini?” ujarnya.

Keluarga Desak Investigasi Menyeluruh

Keluarga korban meminta pemerintah daerah, DPR Papua, dan lembaga terkait untuk melakukan investigasi menyeluruh terhadap dugaan penolakan layanan ini.

Mereka menilai sistem rujukan kesehatan darurat di Jayapura mengalami kegagalan sistemik dan membahayakan masyarakat kecil.

Baca juga: PMI Kabupaten Jayapura Targetkan 50 Kantong Darah Setiap Hari

“Jika ini terjadi di pedalaman mungkin kami bisa maklumi. Tapi ini terjadi di tengah kota,” kata keluarga.

Kasus ini kini menjadi sorotan publik dan diharapkan menjadi titik evaluasi serius dalam pembenahan layanan kesehatan di Papua — terutama terkait respon cepat terhadap pasien darurat bersalin.(*)

Sumber: Tribun Papua
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved