Konflik bersenjata di Papua
Pasca Operasi Militer di Lanny Jaya, YKKMP Larang Aktivitas Perang di Area Sipil
Langkah ini merupakan respons atas operasi militer yang terjadi pada 5 Oktober 2025 di Distrik Melagi, yang menyebabkan ribuan warga
Penulis: Noel Iman Untung Wenda | Editor: Marius Frisson Yewun
Seorang pengungsi di Yigemili mengaku lega setelah pemasangan baliho tersebut.
“Kami senang sekali. Dulu kami takut dan gelisah setiap hari. Sekarang kami merasa lebih aman dan bisa mulai beraktivitas lagi,” katanya.
Baca juga: Semangat Dari Jayapura Untuk Meramaikan Honda Bikers Day XIV
Menurut YKKMP, pemasangan baliho bukan untuk membatasi operasi aparat maupun gerakan bersenjata, melainkan untuk memastikan perlindungan bagi masyarakat sipil di tengah konflik yang berkepanjangan.
“Setiap manusia berhak hidup damai di tanahnya sendiri. Kami ingin memastikan tidak ada lagi darah yang tumpah di antara mereka yang tak bersenjata,” ujar Theo Hesegem menutup keterangannya.
Yang Bertanggungjawab dalam kegiatan pemasangan baliho:
1. Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua.
2. Persekutuan Gereja-gereja Baptis West Papua. (PGBWP)
3. Persekutuan Gereja-gereja Baptis Papua (PGBP)
4. Tim Kemanusiaan Lanny Jaya. (*)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.