Sejarah
Ingat 11 Peneliti Ekspedisi Lorenz Disandera OPM Pimpinan Kelly Kwalik di Papua? Begini Kisahnya
Berita peristiwa penyanderaan lalu menggemparkan publik Tanah Air, kala itu. Tim Ekspedisi Lorentz berjumlah 11 orang itu terdiri dari WNA dan WNI.
Hal ini dilakukan karena belum adanya 'lampu hijau' bagi tim untuk menyergap Kelly Kwalik.
Pada tanggal 15 Mei 1996, Pendawa I mendapati samar-samar suara orang yang tak lain itu adalah Adinda Saraswati, salah satu anggota tim peneliti.
Seperti dikutip dari Adinda: 130 Hari terperangkap di Mapenduma, setelah melihat ada tentara, ia segera berlari menghampiri para prajurit TNI untuk diselamatkan
Sedangkan sandera yang lain mendapat perintah dari kelompok OPM Kelly Kwalik untuk turun dari tebing menuju sungai.
Namun sejurus kemudian terdengar deru helikopter milik TNI.
OPM panik bukan kepalang mendengar deru helikopter TNI, mereka kemudian bertindak beringas membunuh dua sandera, yakni: Navy Panekanan dan Matheis Y.Lasamalu.
Sisa sandera sembari berteriak histeris melihat pembunuhan itu kemudian berusaha melarikan diri ketika mengetahui TNI menyerbu Kelly Kwalik cs.
Untung sisa sandera berhasil diamankan oleh Yon 330.
Namun OPM bersikeras merebut kembali sandera, mereka menembaki Yon 330.
Maka terjadilah pertempuran sengit antara Yon 330 vs OPM Kelly Kwalik.
Satu malam psaukan Yon 330 bertahan dari serbuan OPM.
Baca juga: Nicolaas Jouwe, Pendiri OPM yang Kembali Mengakui Papua Bagian NKRI
Hingga pada 16 Mei 1996 tim tambahan dari Kopassus datang membantu Pendawa I.
Bersama-sama dalam sekejap anakj buah Kelly Kwalik diberondong peluru dan menghabisi kelompok separatis itu dalam sekejap meski Kelly Kwalik berhasil kabur.
Daerah operasi berhasil diamankan dan tim Pendawa I beserta Grup-5 Anti Teror Kopassus mengevakuasi para sandera.

Akhir Perburuan Kelly Kwalik
Perburuan terhadap pentolan OPM, Kelli Kwalik terus dilancarkan.
16 Desember 2009, Kwalik diterjang peluru dalam operai kepolisian di tempat persembunyiannya di Gorong-gorong, lingkungan Timika, Kabupaten Mimika.
Polda Papua mengklaim, Kwalik bersenjata ketika ia ditembak. Ia mencoba melarikan diri. Kwalik meninggal di rumah sakit di Timika.
Pemakaman Kwalik diadakan di gedung Dewan Perwakilan Daerah pemerintah daerah Papua di Timika.
Keluarga dan pendukung Kwalik telah meminta agar mereka diizinkan untuk mengibarkan bendera Bintang Kejora di pemakaman tersebut.
Baca juga: Kisah Nicholas Messet, Eks Pendiri OPM Kembali ke Indonesia Setelah Sadar Ditipu Belanda
Namun, permintaan itu ditolak oleh Kepolisian Republik Indonesia dan Kepolisian Daerah Papua, karena bendera yang melambangkan Organisasi Papua Merdeka tersebut dilarang di Papua maupun di Republik Indonesia.
Misa pemakaman Katolik Kwalik dipimpin oleh Uskup John Philip Saklil dari Keuskupan Timika.
Dia dimakamkan di Timika.
Pada bulan Januari 2010, OPM menunjuk Jack Kemong sebagai Panglima Tertinggi baru dari sayap militernya, Tentara Pembebasan Nasional (TNP) dan komandan regional Nemangkawi setelah kematian Kwalik. (*)