Sosok
Sosok Sandi Sultan, Polisi yang Bongkar Misteri Kematian Pendeta Yeremias
Mengabdi sebagai anggota Polri di pedalaman Papua bukanlah hal mudah.Tetapi hal itu berani lakoni oleh AKBP Sandi Sultan
Penulis: Calvin Louis Erari | Editor: Maickel Karundeng
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Calvin Louis Erari
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Mengabdi sebagai anggota Polri di pedalaman Papua bukanlah hal mudah.
Tetapi hal itu berani lakoni oleh AKBP Sandi Sultan ketika dipercayakan sebagai Kapolres Intan Jaya.
Lelaki kelahiran 17 November 1977 itu memulai pendidikannya di SD Negeri Mapala Makasar, lalu di SMP Negeri 13 Makasar.
Baca juga: Perwira Polisi di Sulsel Diduga Jadikan Siswi SMP Budak Nafsu, Ini Sosok AKBP M
Setelah lulus, ia melanjutkan pendidikan SMA Irnas Makasar pada 1996.
Seusai menyelesaikan sekolahnya, Sandi melanjutkan studi di pelayaran Makasar, namun hanya setahun, ia keluar karena ada penerimaan Akpol.
"Karena saat itu ada penerimaan Akpol, atau disebut Akabri, saya tinggalkan sekolah pelayaran dan ikut seleksi," kata Sandi kepada Tribun-Papua.com, di Jayapura, Rabu (2/3/2022).
Kala itu, seleksi berlangsung di Kodam 7 Irabuana Makasar.
Baca juga: Tak Gunakan Helm Hingga Knalpot Racing, Polresta Jayapura Kota Tilang 36 Penggendara
Modal doa, Sandi mengikuti seleksi hingga selesai dan dinyatakan lulus mengikuti pendidikan Akpol pada 1997.
"Alhamdulilah sekali tes, saya langsung lulus. Jujur saja, saya bukan anak pejabat, orang tua saya setiap harinya bekerja sebagai wiraswasta, tetapi waktu itu saya berhasil, inilah yang saya bisa berikan untuk mereka,"ujarnya.
Berkat campur tangan Tuhan, di 2001, Sandi berhasil menyelesaikan pendidikan Akpol. Setelah selesai pendidikan kepolisian, langsung di tugaskan di Poso, Sulawesi Tengah.
"Saya di Poso 6 tahun, dan selama disana, cukup banyak tanggungjawab yang diberikan, pertama menjadi Komandan Kompi, kemudian pindah TIK, lalu Danton, Pasi, dan Danki," ujarnya.
Baca juga: Kunci (Chord) Gitar dan Lirik Lagu Itu Aku - Sheila On 7: Tahukah Lagu yang Kau Suka
Tanggung jawab yang dipercayakan semuanya dikerjakan dengan baik. Upaya menyelesaikan tugas dengan baik itu mengantar lelaki asal Bugis peranakan Toraja itu melanjutkan pendidikannya di sekolah tinggi ilmu kepolisian (PTIK).
PTIK ini merupakan lembaga pendidikan kedinasan dan lembaga pendidikan akademik di bawah kendali Lembaga Pendidikan Polri yang bertujuan untuk mengembangkan Ilmu Kepolisian.
"Begitu selesai di 2008, saya, ditempatkan Koorbrimob Mabes Polri di Jakarta hingga 2010. Kemudian, saya lanjut menjadi ajudan bapak Budiyono, yang saat itu masih bekerja di Bank Indonesia hingga beliau mesuk calon wakil presiden,"katanya.
Baca juga: Mengenal Rabu Abu yang Jadi Awal Masa Pra-Paskah
Pada 2010 hingga 2016, Sandi mendapat kesempatan untuk bertugas di Kalimatan Timur
"Disana saya menjadi Danki Brimob di Samarinda, kemudian Wadanyon di Tarakan, lanjut Kabag Ops di Penajam dan Bontang, dan Wakapolres di Tanah Paser," ujarnya.
Kemudian di 2017, Sandi kembali bertugas Bahakam Mabes Porli, di Jakarta.
"Tapi tidak lama hanya setahun, dan 2018 saya kembali lagi ke Koorbrimob Polri, dan 2019 saya diberi kesempatan ke tanah Papua untuk masuk Satgas Nemangkawai,"katanya.
Baca juga: Aturan Baru, Pelaku Perjalanan Udara, Darat dan Laut Wajib Isi e-HAC Sebelum Berangkat
Sejak itulah, lelaki kelahiran 17 November 1977 itu menginjakan kaki di Kabupaten Mimika.
"Setelah di Papua, yang patama saya kagum adalah alamnya yang begitu indah," ujarnya.
Selama di Mimika, Sandi menjajaki gunung, lembah hingga pegunungan Papua dengan beragam tugas yang diberikan.
"Dari Mimika, saya lanjut ke puncak, Nduga, Ilaga, Wamena, Nabire, dan Intan Jaya, pokoknya sebagian pegunungan tengah Papua saya sudah injakan kaki," katanya.
Baca juga: Eks Caleg Golkar Dapil Papua Jadi Tersangka Kasus Pengeroyokan Ketum KNPI
Di tahun yang sama yakni 2019, lagi-lagi Sandi mendapat kesempatan untuk mengikuti pendidikan di Sespimti Polri selama 7 bulan.
Pendidikan Sespimti merupakan level pendidikan pengembangan umum tertinggi di Polri yang memiliki tujuan untuk mengembangkan kemampuan manajerial dan kepemimpinan organisasi tingkat tinggi dan menyiapkan para peserta didiknya menjadi pemimpin maupun manajer di tingkat nasional
"Tepat Oktober, saya selesai, dan kembali mengabdi di Papua," ujarnya.
Baca juga: 4 Khasiat Cengkeh untuk Kesehatan, Tinggi Antioksidna hingga Bisa Bunuh Bakteri
Pada 17 Februari 2021, Sandi ditugaskan sebagai Kepala Kepolisian Resort di Kabupaten Intan Jaya.
Sandi mengaku, selama bertugas di Intan Jaya, dia cukup senang, lantaran bisa menikmati keindahan alam di kabupaten itu.
"Selam disana, saya baik-baik dan sehat-sehat saja, mungkin orang lain berfikir Intan Jaya itu buruk, tetapi sebenarnya tidak, Intan Jaya itu damai, dan masyarakatnya ramah," katanya.
Bongkar Misteri Kematian Pdt. Yeremias
Selama di Intan Jaya, Sandi telah berhasil memecahkan berbagai persoalan di kabupaten itu, salah satunya misteri kematian Pendeta Yeremias Zanambani.
Baca juga: Soal Teguran Jokowi, TB Hasanuddin: Aparat pun Tak Luput dari Pengaruh Paham Radikal Terorisme
Pendeta Yeremia meninggal dunia Sabtu, 19 September 2020 lalu dan kematian tokoh agama itu diduga karena ditembak.
Dengan kejadian itu, maka kasus kematian pendeta Yeremias menjadi misteri dan menghebohkan publik.
Namun, misteri tersebut dapat dibongkar oleh Sandi Sultan, yang saat ini menjabat sebagai Kapolres Intan Jaya.
Baca juga: Telan Anggaran Rp 36 Miliar, BTM Resmikan Gedung DPRD Kota Jayapura
Sandi menyebut, saat proses pengungkapan kasus, dia harus menyusun matang semua rencana selama 3 bulan untuk melakukan pendekatan, komunikasi, koordinasi serta kerjasama, antar pemerintah, dan tokoh masyarakat.
Alhasil, pria asal Sulawesi Utara itu mendapat ijin untuk melakukan otopsi.
"Setelah dapat ijin, saya datangkan tim dari Jakarta, baik TPGF, Komnas Ham, dan kepala Gereja GKI,"ujarnya.
Dalam proses tersebut, kata Sandi, dia bersama tim harus naik mobil ke lokasi melewati Distrik Sugapa, kemudian perbatasan Hitadipa, dan Kampung Titigi.
Baca juga: Bakal Gelar Aqiqah Ameena pada 4 Maret, Atta Halilintar Akui Ingin Siapkan 222 Kg Daging Kambing
"Setelah itu, kita jalan kaki naik-turun gunung, dan masuk-keluar hutan ke Hitadipa yang merupakan lokasi Otopsi pendeta Yeremias Zanambani,"katanya.
Selama berjalan kaki ke Hitadipa, kata Sandi, tim sempat merasa kuartir apakah proses otopsi tersebut berhasil atau tidak dan ada gangguan atau tidak.
"Tapi saya berusaha memberikan kenyamana kepada tim yang ada untuk tetap menikmati alam dan gunung di Intan Jaya, dan pastikan kita akan berhasil lakukan otopsi," ujarnya.
Setalah dari lokasi, kata Sandi, tim tidak menunggu lama dan langsung melakukan Otopsi.
Baca juga: Daftar Kriteria Tenaga Honorer yang Bisa Diangkat Jadi CPNS, Ketahui Proses Seleksinya
"Selama proses otopsi berlangsung, sedikitpun kami tidak mendengarkan letusan tembakan, dan sesudah itu, kami kuburkan kembali dengan wajar dan sebaik mungkin,"katanya.
Setelah, melakukan pekerjaan tersebut, Sandi dan tim langsung kembali ke Sugapa, ibu kota Kabupaten Intan Jaya.
"Selama perjalanan pulang, kita semua tidak diganggu sedikitpun, semuanya baik-baik dalam perjalan hingga kita sampai ditempat tujuan kita,"ujarnya.
Perjuangan menyelesaikan kasus itu, dia mendapat penghargaan dari Menkopolhukam RI, Mahmud Md, yang diserahkan langsung oleh Benny Mamoto di Jayapura pada 15 Februari 2022 lalu.
Baca juga: KSAD Dudung Perkenalkan Seragam Baru TNI AD Loreng NKRI, Sebut Gagasan Jenderal Andika
Dengan pemberian itu, Sandi yang menjabat sebagai Kapolres Intan Jaya ini mengaku senang dan bahagia.
"Pastinya saya sangat berterimakasih kepada bapa Mahfud Md atas penghargaan yang diberikan. Saya merasa pekerjaan tersebut adalah hal yang biasa, dan sering saya laksanakan, dan inilah prinsip kami sebagai anggota Polri yang disimpan dalam hati saya, bahwa Jiwa dan ragaku demi kemanusiaan,"katanya.
Menurut Sandi, apa yang dia kerjakan dalam memecahkan kasus kematian Pendeta Yeremias Zanambani dilakukan iklas.
Baca juga: Waduh, Nilai Rupiah Melemah Akibat Konflik Rusia-Ukraina?
"Kalau dinilai oleh pimpinan hingga mendapatkan suatu penghargaan maka saya bersyukur dan berterimakasih, tetapi dari semua ini adalah bagaimana saya bisa memberikan yang terbaik untuk masyarakat Papua dalam hal melayani," ujarnya.
Hingga kini, AKBP Sandi Sultan masih menjabat sebagai Kapolres Intan Jaya. Ia berharap, semoga apa yang dikerjakan dapat menjadi berkat bagi orang banyak. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/papua/foto/bank/originals/akbp-sandi-sultan-di-distrik-sugapa.jpg)